PENAJAM, Poros Kalimantan – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimoeljono menuturkan, pembangunan istana di lokasi calon ibu kota negara (IKN) baru masih menunggu instruksi Presiden RI Joko Widodo. Ia mengatakan, desain istana negara sudah ada, Sabtu, (8/1/2022).
Untuk desain Istana Negara, memang sudah ada. Namun, untuk pelaksanaannya, kami masih menunggu instruksi dari Bapak Presiden Jokowi,” ungkap Basoeki saat meninjau lokasi pembangunan calon IKN baru di Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kaltim, pada Kamis, (6/1/2022).
Basoeki juga meninjau kawasan titik nol calon IKN baru untuk memastikan perencanaan ke depannya, termasuk pembangunan Istana Negara. Dalam kunjungan ke titik nol calon IKN baru ini, andil pula Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Selain pembangunan di wilayah IKN, kata Basoeki, pembangunan di sekitarnya juga akan menjadi perhatian.
Ia menjelaskan, fokus pembangunan pemerintah bukan hanya di wilayah IKN, melainkan juga di daerah sekitarnya sehingga daerah penyangga juga bisa mendapat manfaat dari kehadiran IKN baru.
Sementara itu, Sri Mulyani Indrawati menerangkan, pihaknya ingin melihat langsung kondisi lapangan guna menentukan tahapan dan rencana pembangunan IKN yang akan disesuaikan dengan UU IKN yang sekarang masih dalam pembahasan.
“Tentu saja kami akan menentukan tahapan pembangunan IKN yang sesuai dengan undang-undang yang yang tentunya juga berdasarkan pada kemampuan keuangan negara,” ungkap Sri Mulyani.
Pada kunjungan dua menteri itu, terlihat Bupati PPU Abdul Gafur Mas’ud. Dua menteri itu juga mengunjungi kawasan calon pembangunan pusat perkantoran dan calon jalan menuju pusat perkantoran.
Rombongan Menteri PUPR dan Menteri Keuangan juga melakukan peninjauan di lokasi pembangunan Bendungan Semoi Sepaku, kemudian acara seremoni di Jembatan Pulau Balang, jembatan pendekat ke Sepaku dari Balikpapan.
Wakil Ketua panitia khusus (Pansus) rancangan undang-undang Ibu Kota Negara (RUU IKN) Saan Mustopa mengatakan, sejumlah anggotanya melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Kazakhstan untuk studi banding terkait pemindahan ibu kota negara. Setelah kunjungan tersebut, ia menyebut pihaknya tak lagi melakukan kunker ke luar negeri.
“Menurut saya, rasanya tidak. Jadi ini cukup dengan apa yang dilakukan ke Kazakhstan aja, jadi tidak ada yang ke tempat-tempat lain,” ujar Saan di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta.