“Selain itu BRI memiliki lebih dari 8 ribu outlet konvensional dari Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, BRI Unit dan Teras BRI yang melayani proses pengajuan KUR masyarakat,” terangnya.
Selain itu jelas Supari, transformasi digital yang dilakukan BRI juga terbukti berdampak positif terhadap produktivitas tenaga pemasar mikro BRI atau yang biasa disebut Mantri BRI, termasuk dalam menyalurkan KUR.
“Dengan BRISPOT, memproses kredit mikro yang dulu butuh 2 minggu jadi 2 hari, bahkan banyak yang dua jam selesai. Prosesnya dulu banyak dokumen, sekarang enggak lagi. Langsung disubmit, bisa diproses,” jelasnya.
Supari mengakui, bahwa proses digitalisasi pada kredit mikro ini membawa banyak perubahan. Bahkan ketika permintaan kredit masih belum pulih akibat pandemi Covid-19, kredit mikro di BRI mampu tumbuh 17 persen di akhir Kuartal II 2021.
Untuk diketahui, diluncurkan pada 5 November 2007, KUR merupakan salah satu program pemerintah dalam meningkatkan akses pembiayaan kepada UMKM yang disalurkan melalui lembaga keuangan dengan pola penjaminan.
Program KUR dimaksudkan untuk memperkuat kemampuan permodalan usaha dalam rangka pelaksanaan kebijakan percepatan pengembangan sektor riil dan pemberdayaan UMKM. Pembiayaan yang disalurkan bersumber dari dana perbankan atau lembaga keuangan yang merupakan Penyalur KUR.
Dana yang disediakan berupa dana keperluan modal kerja serta investasi yang disalurkan kepada pelaku UMKM individu atau perseorangan, badan usaha dan atau kelompok usaha, yang memiliki usaha produktif dan layak, namun belum memiliki agunan tambahan atau feasible namun belum bankable.
Editor : Zepi Al Ayubi