JAKARTA, Poros Kalimantan – Dalam beberapa tahun terakhir Bank Rakyat Indonesia (BRI) terus menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR), sebagai upaya mendorong para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk mempercepat pemulihan usaha yang terdampak pandemi.
Tercatat sejak tahun 2015 hingga Juli 2021, BRI berhasil menyalurkan KUR senilai Rp 559,6 triliun kepada 25,4 juta pelaku UMKM. Khusus di tahun 2021 ini saja, BRI telah menyalurkan KUR senilai Rp 97,7 triliun kepada 3,4 juta pelaku UMKM.
Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari menjelaskan, bahwa sepanjang Januari hingga Juli 2021 mayoritas penyaluran KUR berada pada segmen mikro yakni sebesar Rp 80,48 triliun.
“Sementara itu untuk segmen KUR Kecil tercatat sebesar Rp 10,71 triliun dan KUR Super Mikro Rp 6,58 triliun,” ungkapnya.
Supari menjelaskan, secara keseluruhan hingga akhir Juli 2021, BRI berhasil menyalurkan KUR setara 51,46 persen dari total breakdown penyaluran KUR BRI di tahun ini, sebesar Rp 190 triliun.
Pihaknya pun optimis akan mampu memenuhi target penyaluran KUR hingga akhir tahun 2021 ini. Hal ini akunya, didasari oleh kesiapan perseroan yang telah merancang strategi, untuk mengakselerasi KUR meskipun pandemi masih berlangsung. Salah satu strateginya yakni businesses follow stimulus, yang terbukti memberikan dampak positif terhadap penyerapan KUR BRI.
“Menurut hasil riset yang dilakukan BRI, sebanyak 72 persen pelaku UMKM penerima BPUM membutuhkan modal kerja tambahan untuk mempercepat pemulihan usahanya dan mengembangkannya. Hal ini merupakan salah satu sumber permintaan KUR BRI sehingga penyalurannya on the track,” tambahnya.
Dijelaskannya, faktor lain yang mendorong penyaluran KUR BRI yakni kesiapan sumberdaya BRI. Saat ini BRI telah memiliki lebih dari 28 ribu tenaga pemasar mikro (mantri) untuk menyalurkan KUR.