Soirah sendiri bukan asli kelahiran Tapin, ia dan suaminya adalah pasangan asal Kabupaten Pacitan, Jawa Timur yang ikut program transmigrasi pemerintah Soeharto tahun 1975, dengan tujuan mengadu nasib di Kalsel.
Tak banyak kata yang keluar dari mulut Soirah, ia hanya tersenyum saat itu, mungkin karena sedikit bingung dengan banyaknya tamu dan petugas TNI yang hendak merubuhkan rumahnya.
“Ya, terimakasih atas bantuannya, nyaman,” ujar soirah dengan bahasa Jawa timur khas Pacitan.
Saat ini proses bedah rumah masih bejalan, sejumlah petugas gotong royong membangun rumah Soirah ada yang memasang bata, mengerjakan dingin dan lainnya.
Di perkirakan proyek pengerjaan akan selesai awal bulan depan. Sementara itu, Soirah tinggal di rumah anak angkatnya, menunggu rumah dan WC barunya selesai. []
Penulis: Sofyan
Redaktur: Ananda Perdana Anwar