BANJARMASIN, Poros Kalimantan – Kemajuan teknologi dan zaman tak bisa dibendung. Kini pembayaran pun bisa dilakukan tanpa harus memegang uang di tangan. Tanpa mengurangi keunikan lokal dan berkolaborasi dengan teknologi, Bank Indonesia (BI) bekerja sama dengan Bank BTN dan Link Aja meresmikan Digitalisasi Pembayaran pada Pedagang Pasar Terapung Lok Baintan, Jumat, (10/04/2021).
Pengenalan sistem pembayaran ini juga mengajak peran Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. Berlokasi di Wisata Pasar Terapung Siring Kota Banjarmasin.
Kegiatan merupakan rangkaian Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2021 yang digelar 5-8 April 2021.
Program ini diadakan untuk mendukung terselenggaranya digitalisasi perekenomian dan keuangan yang ditargetkan bukan hanya untuk sektor usaha besar, tapi juga sektor UMKM dan para pedagang kecil.
Yang mana telah disampaikan pada Pembukaan FEKDI 2021 beberapa waktu yang lalu, digitalisasi perekonomian dan keuangan adalah salah satu kiat mendorong pertumbuhan ekonomi terutama dalam situasi pandemi ini.
Pj Gubernur Kalimantan Selatan, Safrizal yang turut menghadiri peresmian, mengapresiasi terhadap digitalisasi pembayaran ini. Ia berjanji terus melakukan sosialisasi pembayaran non-tunai atau cashless ini bukan hanya di sektor pariwisata, tapi juga sektor lainnya.
“Digitalisasi pembayaran para pedagang Pasar Terapung Lok Baintan ini tentu saja merupakan sebuah ide yang bagus sekali. Supaya penggunaan uang non-tunai ini menjadi salah satu pilihan alat pembayaran,” ucap Safrizal.
Ia mengatakan, inovasi ini tidak akan berhenti di lokasi pasar terapung saja. Tetapi juga akan membantu mensosialisasikan agar transaksi keuangan lainnya baik di desa, pasar tradisional, ataupun angkutan umum bisa dilaksanakan secara cashless atau non-tunai.
Safrizal menjelaskan, adanya transaksi non-tunai ini juga bisa menekan kerugian-kerugian dari transaksi konvensial atau tunai, dan dapat mendukung pergerakan ekonomi di era pandemi.
“Keuntungan transaksi non-tunai atau cashless ini kita bisa petik semaksimal mungkin dan kerugian yang ditimbulkan dari transaksi tunai bisa kita tekan.
Harapannya ekonomi bergerak dengan cara-cara yang kreatif, agar kita mampu bertahan di suasana pandemi ini dengan ekonomi terus berkembang,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan BI Wilayah Kalsel Amanlison Sembiring menyampaikan, sejak pandemi kunjungan wisatawan ke Indonesia turun sebanyak 78,8% pada tahun 2020. Hal ini tentunya juga turut berdampak kepada dunia pariwisata di daerah.