RANTAU, Poros Kalimantan – Sengketa kepemilikan lahan di Jalan Houling antara PT AGM dan PT TCT berbuntut tak nyaman. Jalur ini sementara terputus lantaran aksesnya ditutup.
Penutupan ini terjadi di underpass kilometer 101. Jalurnya dipasangi police line. Para sopir angkutan batu bara pun bereaksi. Setelah lama menahan diri, mereka akhirnya menyampaikan protes.
Sopir-soipr ini membuat surat terbuka untuk Presiden Joko Widodo. Berbentuk baliho ukuran 3×2 meter. Isinya, meminta kepada presiden untuk turun tangan. Agar akses jalan, tempat mereka menggantungkan hidup kembali terbuka.
“Tolong jangan jadikan kami pengangguran. Tolong kami!!! Beras, lauk, minyak goreng di rumah sudah habis”. Begitulah sepenggal isi surat terbuka ini.
Salah seorang sopir, Sanun Sunarwanto mengatakan. Ini dilakukan karena tidak ada kejelasan. Membuat ribuan sopir tak bisa bekerja.
“Hingga saat ini tidak ada kejelasan kapan Jalan Houling akan dibuka. Sehingga kami nekat membuat surat terbuka,” ungkapnya.