JAKARTA, Poros Kalimantan – Sepanjang tahun 2022, Bank Rakyat Indonesia (BRI), mencatatkan kinerja yang positif. Secara konsolidasi, bank yang fokus di segmen UMKM ini berhasil membukukan laba sebesar Rp51,4 Triliun, atau tumbuh 67,15 persen secara tahunan (year on year).
Selain itu, aset juga berhasil tumbuh double digit sebesar 11,18 persen yoy menjadi Rp1.865,64 triliun.
Terkait pencapaian tersebut, analis pasar modal dari Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Handiman Soetoyo mengatakan, tren positif atas kinerja BRI diproyeksikan akan berlanjut tahun 2023 ini.
“Salah satunya karena pembatasan mobilitas telah dicabut, menurut kami agenda utama BBRI adalah pertumbuhan pinjaman pada tahun 2023. Manajemen BRI pun sering menyatakan akan memperkuat Kupedes atau pinjaman komersial, ketika ekonomi mulai pulih pasca pandemi. Ini akan meningkatkan imbal hasil pinjaman,” ujarnya.
Diakuinya, pertumbuhan kredit BRI tahun ini pun diperkirakan akan berada pada kisaran sampai 12 persen. Mirae Aset Sekuritas memproyeksikan untuk CoC berada dikisaran 2,5 persen. Sedangkan manajemen BRI menargetkan CoC akan berada di kisaran 2,2 persen sampai 2,4 persen.
Senada, Head of Equity Investment Berdikari Manajemen Investasi, Agung Ramadoni menerangkan, hal itu tak terlepas dari efisiensi yang mampu dilakukan perseroan.
“Faktor pendukung utama kinerja BBRI di antaranya lower credit cost, non interest income, dan usaha untuk efisiensi secara internal,” tambahnya.
Upaya untuk efisiensi ujarnya, dapat dilihat hasilnya dari membaiknya kualitas aset. Agung pun menyoroti fee based income (FBI) yang meningkat seiring dengan mulai berangsur normalnya aktivitas perekonomian setelah pandemi.
FBI yang dicatatkan BRI, menurut Agung, menghasilkan sumbangsih yang signifikan terhadap kinerja BBRI. Terlebih FBI yang ditorehkan bank dengan jejaring terluas di Indonesia itu tumbuh double digit atas keberhasilan dari transformasi digital.