PELAIHARI, Poros Kalimantan – Peringatan Hari Hemofilia Sedunia atau World Hemophilia Day jatuh pada tanggal 17 April setiap tahunnya.
Tujuan hari ini guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan kondisi dan penyakit pendarahan, serta menghasilkan dana bagi orang-orang tak mampu membayar pengobatan.
Hemofilia adalah kondisi langka ketika darah tidak dapat membeku dengan baik karena tidak memiliki protein pembekuan darah yang memadai.
Penyakit ini pertama kali diidentifikasi di abad ke-10 setelah terjadi pendarahan hebat terhadap beberapa pasien laki-laki yang mengalami luka ringan.
Saat itu, kondisi itu disebut sebagai Abulcasis. Tapi, karena keterbatasan teknologi, penelitian terkait penyakit ini tidak bisa dilakukan.
Padahal di masa itu, banyak tokoh sejarah yang menderita penyakit ini. Khususnya anggota kerajaan Eropa.
Pengobatan mereka sebatas memberi aspirin. Tetapi aspirin mengencerkan darah penderita hemofilia, sehingga memperburuk keadaan.
Pada tahun 1802, seorang dokter dari Philadelphia bernama dr John Conrad Otto mulai meneliti terkait penyakit ini. Dia memulai penelitiannya dengan menyelidiki orang-orang yang memiliki pendarahan hebat.