Sesuai visi tersebut terang sunarso, maka fokus pertumbuhan tidak hanya pada BRI secara bank saja, namun juga termasuk perusahaan anak yang tergabung dalam BRI Group. BRI Group bertransformasi menjadi penyedia jasa keuangan yang terintegrasi.
“Maka kemudian kami ingin punya anak perusahaan yang merepresentasikan kelengkapan jasa dan produk-produk industri keuangan, yang dibutuhkan oleh masyarakat. Maka bank kami punya, syariah kita punya yang akhirnya dikonsolidasikan, diintegrasikan menjadi BSI. Kemudian life insurance, general insurance, sekuritaa dan investment company kami punya. Sekarang kami sudah punya kelengkapan pabrik dari jasa-jasa keuangan. Dan ini lah grup yang kami harapkan,” jelasnya.
Diakuinya, perusahaan anak BRI nantinya akan difokuskan pada dua fungsi, yakni mendiversifikasi income, dan perusahaan anak juga harus mampu sebagai alat untuk melakukan spreading risk.
“Dari sisi risiko, kalau kami taruh di satu perusahaan, ternyata risikonya terlalu terkonsentrasi. Maka kami bisa pecah di perusahaan lain dengan bentuk-bentuk produk yang lain. Misalnya pembiayaan tidak harus melalui loan atau kredit, tapi tetap bisa melakukan pembiayaan-pembiayaan dengan format atau produk yang lain, misalnya dengan instrument lain. Kemudian instrument itu karena setiap saat kita bisa jual, kita pegang risiko dalam jangka pendek tapi perputarannya cepat. Mungkin marginnya tipis tapi sering bisa kita turn over. Itu adalah contoh bagaimana kita mengelola anak perusahaan,” pungkasnya.
Editor : Zepi Al Ayubi