BALIKPAPAN, Poros Kalimantan – Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kota Balikpapan meluruskan informasi kasus dugaan pemerkosaan oknum ulama terhadap 13 santriwati.
Dinas PPA menyebut tidak ada peristiwa pemerkosaan santriwati, yang ada para santriwati malah dicabuli.
“Bukan pemerkosaan, tapi pencabulan,” kata Kepala UPTD PPA Kota Balikpapan Esti Santi Pratiwi kepada sejumlah media, Rabu, (12/1/2022).
Esti menyebutkan, pihak korban pada awalnya memang melaporkan dugaan pencabulan itu ke UPTD PPA Balikpapan sehingga pihaknya melaporkan kasus ini ke Polda Kalimantan Timur (Kaltim).
Dalam pengakuannya, salah seorang santriwati mengaku dicabuli sehingga melapor ke orang tuanya pada 4 Oktober 2021
“Pertama kali si anak itu melapor ke orang tuanya sekitar tanggal 4 Oktober. Kemudian mereka dikumpulkan dari pesantren itu, orang tuanya, setelah itu ada beberapa orang ada yang mendatangi kepala bidang saya menyampaikan kemudian diundang ke kantor pada 5 Oktober,” beber Esti.
“Kemudian tanggal 6 Oktober ke kantor kami, mereka kami asesmen, kami ingin tahu kan, cerita sebenarnya. Waktu asesmen awal ada 2 orang, dia datang kemudian kita antarkan untuk lapor ke Polda,” sambung Esti.
Pengakuan Santriwati Dicabuli Oknum Ulama Pesantren
Esti mengatakan terungkapnya dugaan pencabulan ini bermula dari pengakuan salah satu korban kepada orang tuanya.