KANDANGAN, Poros Kalimantan – Menjawab penelitian Universitas Lambung Mangkurat, Bupati Hulu Sungai Selatan (HSS) H Achmad Fikry menegaskan tidak ada exploitasi hutan di loksado.
Hal tersebut disampaikan pada Mahasiswi Program S3 ULM, Normalina yang sedang melakukan penelitian disertasinya, dengan judul ‘Model Kepemimpinan Hijau Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan hidup di Kalimantan Selatan’.
Achmad Fikry memaparkan alasan mengapa hutan loksado harus dijaga, pasalnya karena banyaknya sumber air berasal dari hutan loksado.
“Sumber air Sungai Amandit kan dari sana. sedangkan penduduk kita 89 persen petani, sedangkan hajat hidup petani adalah air,” ucapnya.
Diakuinya, komitmen dalam pelestarian hutan di loksado diimplementasikan dengan pembangunan jembatan gantung. Agar kendaraan roda empat tidak bisa masuk dan memfasilitasi kegiatan pembabatan hutan.
“Mayoritas warga loksado sepakat ketika kami buatkan jembatan gantung yang hanya muat mobil kecil. Sekadar membawa hasil pertanian seperti karet, kemiri atau kayu manis,” terangnya.
Selain itu jelas Bupati, pelestarian hutan sebagai paru-paru kota didukung oleh hukum adat, yang melarang penebangan pohon dan eksploitasi di hutan Loksado.