“Kalau ada (penumpang), ya syukur ada uang dibawa pulang. Kalau tidak, cuma bisa mengelus dada,” tuturnya, Kamis (28/3/2024).
Pria yang telah berkepala lima itu menerawang ke langit. Ia tahu pasti, beberapa tahun lalu, becak masih jaya-jayanya.
Ramai dicari. Apalagi ibu-ibu seraya memboyong belanjaan dari pasar. “Saya sudah 15 tahun jadi tukang becak. Beda dulu, masih banyak peminatnya,” ujarnya.
Lantas apa peran pemerintah? “Alhamdulillah pemerintah tak tutup mata begitu saja. Terkadang ada bantuan,” ungkapnya.
“Seperti kemarin. Bantuan sembako untuk tukang becak yang diberikan langsung oleh kejaksaan dan jajaran forkopimda,” tutupnya.
Kita tahu, urusan sembako adalah bagian kecil dari hidup yang terus membengkak. Hidup terus bergulir. Perut menagih tabungan setiap hari. Lantas kalau begini, apakah memang harus berakhir?
Reporter : Akbar Rizaldi
Editor : Musa Bastara