JAKARTA, Poros Kalimantan – Menteri BUMN RI, Erick Thohir mengapresiasi Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang telah melakukan transformasi dan menyiapkan berbagai langkah strategis, untuk menghadapi tantangan ke depan. Menurutnya penguatan teknologi yang dilakukan BRI, dapat menunjang klasterisasi usaha yang digodok oleh BRI.
Erik yakin BRI dapat menjawab tantangan pesat perkembangan teknologi, khususnya di era ‘metaverse’. Hal ini berdasarkan jangkauan bisnis BRI yang sudah tersebar hingga ke wilayah pedesaan, membuat BRI dapat lebih agile dalam penerapan digitalisasi.
“Saya meminta ekosistemnya dibentuk. Bahaya kalau membuat klasterisasi, tanpa menyiapkan metaverse-nya. Tapi saya percaya BRI yang sudah punya brand di pedesaan dan UMKM, pasti bisa membuat strategi ‘moonshoot’ dari perusahaan yang bisa berjalan optimal,” ungkap Erik.
Diakuinya, kemampuan BRI yang agresif melakukan ekspansi, semakin didukung dengan integrasi dan konsolidasi anak usaha melalui Holding BUMN Ultra Mikro. Melalui aksi korporasi rights issue yang mencapai Rp 95,9 triliun, BRI kini terkonsolidasi dengan PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) yang kuat di segmen ultra mikro dan mikro.
Tidak hanya itu, kehadiran Holding BUMN Ultra Mikro yang dipimpin BRI juga disebut Erick dapat menjadi lokomotif pemulihan ekonomi. Dengan memantik permodalan di segmen ultra Mikro, Erick optimistis pemulihan ekonomi nasional dapat terakselerasi secara optimal.
“Kami bisa membuktikan penggabungan ini membuat market percaya, bahwa kalau kami mempunyai bisnis model dan proses yang baik. Artinya, inilah yang akan banyak BUMN lakukan, telah dilakukan BRI. Agar mempunyai bisnis model fokus yang jelas. Supaya menjadi lokomotif besar dan bisa bersaing dalam keterbukaan pasar di era digital ini,” tambahnya.
BRI diharapkan Erik dapat menjadi garda terdepan, dalam penyaluran permodalan bagi segmen ultra mikro dan UMKM. Komposisi segmen UMKM dalam proporsi kredit BRI, diproyeksikan bisa mencapai 85 persen pada 2025.
“Saya ingin memastikan, dengan holding BUMN Ultra Mikro, menjadikan BRI sebagai leader, yang akan memastikan UMKM berkembang baik dan menjadi besar,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan, pada 2016 pihaknya sudah merancang strategi untuk menjaga pertumbuhan perseroan melalui konsep besar BRIvolution 1.0. Program tersebut diuji coba pada 2017 dan telah dilaksanakan hingga tahun 2020 lalu. Saat itu, berlandaskan BRIvolution 1.0. Namun, sejak awal 2020 masalah pandemi Covid-19 melanda Indonesia.
“Karena itu, transformasi BRI dilanjutkan menjadi BRIvolution 2.0, dan visi besar BRI pun turut diubah menjadi The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia. Kami sadar, hadirnya tantangan ini dan mendorong BRI untuk semakin melibatkan seluruh komponen anak perusahaan,” terangnya.
Selain itu akunya, fokus lain adalah menjadi Champion of Financial Inclusion. Hal itu akan mengembalikan fokus bank dengan jejaring terluas di Tanah Air tersebut pada khittahnya di segmen UMKM termasuk usaha Ultra Mikro (UMi).
Champion of Financial Inclusion pun dimaksudkan untuk menjaga pertumbuhan berkesinambungan BRI. Pihaknya mencari sumber pertumbuhan baru dengan prinsip go smaller, dengan fokus pada segmen usaha yang lebih kecil dari mikro yakni ultra mikro. Tentunya dengan tenor pendek sesuai kebutuhan. BRI pun memperkuat digitalisasi layanan jasa keuangannya atas prinsip go faster, sehingga prinsip go cheaper atau berbiaya murah dan efisien tercipta.
“Transformasi yang dilakukan oleh BRI difokuskan pada dua area utama, yakni digital dan culture. Transformasi digital dilakukan dengan fokus untuk mendapatkan efisiensi melalui digitalisasi proses bisnis, dan menciptakan value baru melalui new business model”, ungkap Sunarso.
Sunarso menambahkan bahwa dalam mewujudkan visi BRI tahun 2025, pihaknya telah memiliki dan tengah mengimplementasikan inisiatif strategis dalam BRIvolution 2.0. Serta yang paling ambisius dan akan menjawab target menantang BRI kedepan, pihaknya namakan sebagai Moonshot. Setidaknya terdapat 4 inisitif Moonshot.
“Diluar itu, masih ada sejumlah inisiatif lain yang menjadi langkah konkrit BRI dalam menghasilkan financial value, sustainability perusahaan, serta social value bagi masyarakat Indonesia,” bebernya Rakernas BRI yang dihadiri Menteri BUMN RI, Erick Thohir dan juga Wakil Menteri BUMN yang juga Komisaris Utama BRI, Kartika Wirjoatmodjo di Jakarta pada Jumat (17/12/2021) tadi.
Editor : Zepi Al Ayubi