BALANGAN, Poros Kalimantan – Di kalangan pengrajin anyaman simpai, nama Bagan sudah santer dikenal. Pria 35 tahun itu sudah melanglang buana mengenalkan kerajinan khas suku Dayak Meratus tersebut.
Menurut cerita, konon tak sembarangan orang bisa membuat gelang simpai suku Dayak Meratus. Lantaran dipercaya mengandung unsur-unsur magis.
Kendati demikian, gelang simpai belakangan dilirik para pencinta benda bernuansa tradisional dan kental budaya. Bahkan menjadi primadona di kalangan anak muda zaman sekarang.
Menurut Bagan, bahan utama dalam membuat gelang simpai ialah batang rotan yang sudah diserut tipis, resam dan jangang.
Selain itu, dapat juga digunakan tumbuhan serat pakis, atau biasa disebut alang am. Namun bahan baku ini hanya bisa ditemukan di lereng Pegunungan Meratus, Loksado.
Untuk pembuatannya lumayan rumit. Langsung dianyam di tangan dan membutuhkan setidaknya 30 menit. “Tergantung motif yang diinginkan pelanggan,” kata Bagan, Kamis (18/5/2023).
Untuk menambah keindahannya, setelah selesai dibuat gelang simpai bakal langsung diberikan minyak urang aring atau minyak kelapa. Hal ini membuat warna dari gelang menjadi mengilap dan lebih mencolok.
Lalu buat maharnya, atau biaya pembuatan simpai ini variatif. Mulai Rp30 ribu hingga ratusan ribu. Tergantung motif dan segi kerumitannya.
Belum lama tadi, Bagan menggelar jasa pembuatan simpai ini di Expo Balangan 2023. Lapaknya diserbu pelanggan. Setiap harinya ia mengantongi tujuh hingga delapan orang pembeli.
“Untuk hari normalnya, orderan seminggu ada sekitar tiga orang,” ungkap Bagan.
Habibi, salah satu peminat gelang simpai, mengaku sangat sangat menyukai anyaman buatan tangan ini.
“Gelang ini sangat unik dengan ciri khasnya tersendiri, maka dari itu saya sangat menyukainya,” pungkasnya.
Editor : Musa Bastara