BANJARARU, Poros Kalimantan – Kala itu, Jumat (26 Februari 2021) dini hari, pria bernama Muhammad Aditya Mufti Ariffin itu bersimpuh di hadapan kedua orang tuanya.
Jumat sakral itu menjadi saksi bersejarah awal mula perjalanan Aditya yang diamanahkan memimpin Kota Banjarbaru selama 4 tahun ke depan.
Rumit, begitulah kata yang tepat melukiskan situasi dan kondisi Banjarbaru saat itu. Pasalnya, pandemi Covid-19 menerjang. Belum lagi ekonomi yang terkatung-katung.
Saat itulah Aditya ditempa di awal jabatannya sebagai wali kota Banjarbaru. Tapi itu mampu ia hadapi lewat pola pikir cepat dengan penuh pertimbangan yang menatap jauh ke depan.
Hal ini membuat Aditya bisa membawa masyarakat Banjarbaru melewati masa-masa sulit. Kebijakan yang diambil, program-program yang dicetuskan, bukan main adanya.
Tahun 2023 ini, Banjarbaru menunjukan kualitasnya sebagai kota yang layak menyandang slogan JUARA (Maju, Agamis dan Sejahtera).
Daftar penghargaan kancah nasional sukses diraih. Bahkan beberapa kali menempati urutan pertama di seluruh Kalsel.
Mengingat lebih jauh, di awal masa jabatannya, Wali Kota Aditya menyiasati penanganan Covid-19 dengan melahirkan gerakan isolasi mandiri atau disebut Garda Lima.
Tujuannya ialah untuk membantu masyarakat yang terdampak pandemi. Mulai dari penyaluran bantuan kebutuhan pokok, pemeriksaan dan perawatan kesehatan.
Lain hal dengan relokasi pasar Bauntung yang masih terkatung-katung. Ini agak kompleks. Untungnya, ia mampu atasi dengan mengutamakan sikap humanis kepada para pedagang.
Lebih dari itu, Aditya merancang antisipasi bencana banjir. Tak hanya berupa pemeliharaan drainase dan sungai yang kian masif, aksi kerja bakti membersihkan lingkungan warga juga digalakkan.
Namun sorotan tentu mengarah kepada kebijakannya untuk membangun embung baru di Kecamatan Cempaka yang menjadi wilayah langganan terdampak Banjir.
Embung seluas 3,5 hektare itu mulai dibangun pada 2023 ini oleh Dinas PUPR Banjarbaru. Dicetuskannya pembangunan embung ini menjadi solusi utama mengingat kondisi hutan di Kecamatan Cempaka yang dulunya sebagai kawasan penyerapan air, telah beralih fungsi menjadi kawasan perumahan.