MARTAPURA, Poros Kalimantan – Akibat bencana banjir besar yang melanda Kabupaten Banjar beberapa bulan lalu, tepatnya pada 14 Januari 2021. Jembatan Sungai Salim di Jalan Ahmad Yani kilometer 55 perbatasan Kecamatan Astambul – Mataraman terputus akibat tergerus ait banjir tersebut.
Alhasil, mengantisipasi jalan Nasional tersebut terputus. Pemerintah pusat akhirnya membangun jembatan darurat sebagai jalur penghubung sementara, bahkan pembangunan jembatan tersebut menjadi prioritas dan prosesnya pembangunannya dikebut dengan ditangani langsung oleh Kementerian PUPR.
Konsultan Pengawas Konstruksi Jembatan Sungai Salim Lasmiyanto mengungkapkan, saat ini pembangunan jembatan Sungai Salim sudah memasuki tahap konstruksi rangka baja yang ditangani oleh PT Waskita Karya.
“Perkembangan sekarang sudah mulai konstruksi rangka baja, sekitar 10 hari ke depan sudah selesai, kemudian dilakukan pengecoran jembatan. Diperkirkan seminggu setelah itu sudah bisa open traffic,” ungkapnya, Sabtu, (27/3/2021).
Jembatan yang rencananya memiliki spesifikasi rangka baja kelas A dengan trotoar seluas 1,5 meter dan badan jalan 8 meter ini, lanjutnya, memiliki panjang kurang lebih 40 meter.
Pekerjaan konstruksi jalan tersebut melibatkan sekitar 60 orang pekerja dan beberapa alat berat dengan kontrak hingga akhir Mei 2021 mendatang.
“Kalau target kontrak sekitar akhir Mei. Tapi kita akan percepat untuk open traffic pada pertengahan April ini, sehingga bisa dilalui sebelum Lebaran. Walau hanya untuk kendaraan sedang dan kecil saja, sementara kendaraan besar masih tetap lewat jembatan darurat,” ucap Lasmiyanto.
Ia menjelaskan, pelaksanaan kontruksi jembatan akan terus dikebut meskipun dalam kondisi hujan. Di samping itu, para pekerja yang mengerjakan pembangunan tersebut akan diberikan jas hujan.
“Tapi kalau hujan lebat, baru kita hentikan pengerjaan. Kendala kita melakukan konstruksi hanya lahan yang sempit bagi alat berat dan lalu lintas yang padat, itu saja yang cukup mengganggu,” jelasnya.
Di tempat berbeda, anggota Satlantas Polres Banjar Briptu Andreas Susanto menjelaskan, selama kontruksi jembatan Sungai Salim ini, arus lalu lintas dari Martapura ke Hulu Sungai dan sebaliknya, diberlakukan sistem buka tutup.
“Sistem buka tutup dilakukan setiap 10 menit. Baik untuk arah lalu lintas dari Martapura ke Hulu Sungai dan sebaliknya. Kalau terjadi kemacetan atau ada emergency, maka itu yang kita utamakan untuk lewat,” jelasnya.
Antrian akibat buka tutup lalu lintas yang dilakukan sejak pembukaan jembatan darurat sendiri, sebut Briptu Andreas, rata-rata berkisar 200 hingga 300 meter.
“Tapi sementara ini arus lalu lintas terpantau aman dan lancar. Polres Banjar sendiri melakukan pengamanan ini selama 24 jam,” sebutnya. []
Penulis: Ari Sukma Setiawan
Redaktur: Ananda Perdana Anwar