BANJARBARU, Poros Kalimantan – Kasus gizi buruk meningkat di Banjarbaru. Dinas Kesehatan mencatat, ada sepuluh balita yang menderitanya sepanjang 2022 ini.
Angka itu meningkat signifikan. Mengingat, dalam dua tahun sebelumnya hanya ada empat balita yang menderita gizi buruk.
Lantas, bagaimana cara mencegahnya? Dokter Spesialis Anak, Harapan Parlindungan Ringoringo membagi tipsnya. Berikut beberapa hal yang harus para orang tua ketahui.
1. Cegah Sejak Awal Kelahiran
Menurut Parlin, pencegahan gizi buruk dimulai sejak kehamilan. Kondisi ibu harus baik. Tentu saja diawali dengan mengonsumsi makanan bergizi saat hamil hingga menyusui. “Bayi harus lahir di atas 2.500 Gram. Tidak lahir prematur atau tidak lahir kecil,” katanya.
2. Pemberian ASI Eksklusif
Kecukupan gizi bayi harus terpenuhi sejak lahir. Utamanya melalui pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif selama enam bulan pertama. Lalu dilengkapi juga dengan asupan zat besi elemental kepada anak. Sebagai salah satu upaya pencegahan anemia.
“Supaya bayi bagus, jangan sampai terjadi anemia khususnya pada anak baru lahir dan anak usia di bawah lima tahun. Kami dari IDAI menganjurkan pemberian suplemen zat besi elemental wajib diberikan disamping mendampingi ASI eksklusifnya,” paparnya.