Beberapa bulan silam, diceritakan Zulkifli, bayi penderita jantung bocor asal Kintap mesti berjuang di antara kemiskinan. Bagaimana kondisinya sekarang?
PELAIHARI, Poros Kalimantan – Usai menjalani sepekan perawatan di Rumah Sakit Umum H Boejasin (RSHB) Pelaihari, kondisi bayi Zulkifli cenderung membaik.
Selang bantuan pernapasan telah dicabut dari mulut anak pasangan Jamhuri dan Fatimah berusia 5 bulan itu.
Bayi asal Kintap itu sebelumnya berjuang sejak didiagnosa jantung bocor pada usia 4 hari. Lubang sebesar 0,5 cm di jantungnya membuat ia sering menangis.
Untungnya Hadi, salah seorang Relawan Tanpa Batas (Putas) setia mendampingi dalam membantu keperluan dan berurusan di rumah sakit.
“Semula Zulkifli dilarikan ke Rumah Sakit KH Mansyur Kintap selama 2 hari. Tetapi karena kondisinya kian menurun dan sering mengalami sesak pernapasan, kemudian dirujuk ke RSHB Pelaihari,” tutur Hadi, Selasa (14/3/2023) siang.
Saat ditanya, adakah gejala selain sesak napas, Hadi bilang: “Juga ada batuk. Itu sebabnya ia harus di rawat lebih intensif lagi di RSHB Pelaihari dan harus dipasangkan oksigen selama 24 jam penuh.”
Hadir selalu di samping Zulkifli adalah sang ibu, Fatimah. Saat ditemui penulis, ia tengah memberikan susu botol, sementara suaminya bertugas menggendong. Bayi itu masih agak gelisah.
Penuh sabar, Fatimah pun harus tidur di atas ranjang bersama Zulkifli. Berusaha menenangkan si bayi dengan pelbagai cara.
Belum ada kepastian kapan Zulkifli dapat dinyatakan pulang. Lantaran sejauh ini belum ada informasi dari pihak dokter.
“Kami menunggu kabar kapan bisa dibawa pulang. Jika memang belum bisa, ya tidak mengapa. Paling penting, anak saya bisa benar-benar sehat,” ucapnya, lirih.
Asal tahu saja. Saat ini, para Relawan Putas sedang menggelar penggalangan dana di persimpangan Jalan A Syairani. Lebih tepatnya dekat dengan kantor Bupati Tanah Laut sedari sore.
Reporter : Tung
Editor : Musa Bastara