Permasalahan khusus Gapoktan Cempaka adalah produktivitas dan reproduktivitas ternak sapi potongnya masih rendah.
Hal ini diduga akibat pemberian pakan dengan kualitas nutrisi yang rendah karena kurangnya pengetahuan tentang tatalaksana pemberian pakan dan reproduksi.
“Nah, daun kelor hasil budidaya dan limbah pengolahan daun kelor ini dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak dapat diolah menjadi bahan pakan suplemen dalam bentuk Urea Moringa Molasses Mutltinutrient Block (UMMMB) yang dapat berguna meningkatkan produktivitas dan reproduktivitas ternak sapi potong,” ucapnya.
Daun kelor dapat ditambahkan sebagai bahan pakan sapi potong untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya yang sehari-hari hanya diberi rumput lapang yang kualitas nutrisinya rendah, sehingga dapat meningkatkan pertambahan bobot badan dan memperbaiki siklus reproduksi induk.
Daun kelor juga dapat diolah menjadi berbagai produk olahan yang dapat menambah diversifikasi usaha sehingga dapat meningkatkan pendapatan keluarga. Budidaya kelor membuka usaha baru produk olahan daun kelor sebagai bahan makanan untuk kesehatan yang bernilai gizi tinggi.
Ada pun metode yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan mitra adalah: Penyuluhan dan demplot/ percontohan budidaya kelor.
- Penyuluhan budidaya kelor melibatkan seluruh anggota Gapoktan Cempaka dan Kelompok Wanita Tani Cempaka Putih yang memelihara ternak sapi potong, sedang untuk demplot melibatkan lima orang anggota kelompok dengan persyaratan tertentu agar tujuan tercapai,
- Praktek pembuatan dan pemberian pakan suplemen UMMMB pada ternak potong, dan
- Praktek pengolahan berbagai produk olahan dari daun kelor berupa pembuatan daun kelor kering, pembuatan serbuk daun kelor, pembuatan teh kelor dan kapsul daun kelor.
Kegiatan ini melibatkan seluruh anggota Kelompok Wanita Tani Cempaka Putih. (abi)