Kasus yang ada di Kalsel khususnya Kabupaten Banjar, pihaknya ingin masyarakat paham bahwa mengetahui kebenaran kenasaban seoang habib, maka ia mesti bertanya kepada Rabithah Alawiyah untuk keakuratan nasabnya.
“Semua yang kami lakukan dalam Rabithah Alawiyah sesuai dengan maklumat dari pusat bahkan sebagaimana organisasi yang sama di dunia. Semua ada dasar dan dalil, bukan sewenang-wenang menentukan dan pengumpulan data nasab tersebut,” ujarnya.
Ia ingin keberadaan Rabithah Alawiyah terkhusus DPC Banjarbaru-Martapura sebagai lembaga pencatatan nasab rujukan yang benar adanya dan dapat dipertanggungjawabkan.
“Jadi jangan mudah percaya, dan jangan cepat percaya jika ada oknum yang mengaku-ngaku habib dan melakukan tindakan penipuan seperti meminta-minta uang bahkan hal-hal lain yang bertentangan dengan syariat agama,” terangnya.
Parahnya, oknum habib palsu biasanya memanfaat kesenangan dan kasih sayang masyarakat umum kepada kalangan habib sampai menipu-nipu orang lain bahkan tindak asusila seperti menggoda anak perempuan di antara mereka.
“Maka dari itu, kami atas nama Rabithah Alawiyah khawatir jika persoalan ini diabaikan maka mencemarkan nama baik oleh oknum yang tidak bertanggungjawab,” terangnya. []
Penulis: Ananda Perdana Anwar