Gula habang sabuhur di Kecamatan Jorong diminati. Stoknya kerap ludes. Masalahnya, pekerja dan peralatannya terbatas.
PELAIHARI, Poros Kalimantan – Tanah Laut punya gula habang khas. Lokasinya di Desa Sabuhur, Kecamatan Jorong.
Kualitasnya? Jempol. Gula Habang Sabuhur ini banyak diminati. Bahkan belum sempat dipasarkan ke luar, gula habang ini sudah ludes di pasar lokal.
Gula habang berwarna agak kekuningan ini punya bentuk bulat. Sebab, cetakannya dari batang bambu. Harganya terjangkau. Rp2.000 hingga Rp2,500 per bijinya.
Produk khas ini dikembangkan oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) Tambak Sabalai. Kelompok setempat yang sejatinya fokus di bidang perikanan.
Menurut cerita salah satu anggotanya, Mustafa, usaha pembuatan Gula Habang Sabuhur ini sudah berjalan selama 8 tahun.
“Pemasarannya di desa-desa. Terkadang dinas-dinas juga datang membeli. Selain di Tanah Laut, juga di Banjarbaru,” katanya.
Untuk bahan bakunya sendiri melimpah. Pemanen akan mengambil air aren setiap pagi dan sore.

Banyak produknya tergantung seberapa banyak air aren yang didapat. Satu pohon aren, misalnya, dapat menghasilkan 20 liter air aren.
“Untuk membuat gula habang ini perlu waktu kurang lebih 7 jam,” ungkapnya.
Setiap memproduksi gula habang, bisa sampai 200 atau 350 biji. Biasanya, keuntungan bersih dari menjualnya berkisar Rp150 ribu.
Gula habang buatan KTH ini belum punya kemasan khusus. Peralatan memanennya pun masih minim. Hanya tangga pemanjat dari bambu.
Kendati demikian, produk ini tak memiliki saingan di Jorong. Sehingga permintaannya sering membludak.