BATULICIN, Poros Kalimantan – Hari ini, 7 Februari, jadi salah hari bersejarah di Kabupaten Tanah Bumbu. Memang ada apa?
Melompat jauh di tahun 1945. Kala itu terjadi perang di Pagatan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Para pemimpin pejuang Kotabaru dan Tanah Bumbu bergabung pada 1 Desember 1945. Pertemuan itu melahirkan mosi perlawanan.
Kemudian 6 Desember, semua pejuang berikrar. Jika sekutu NICA menyerah, mereka akan berjuang demi tanah hingga titik darah penghabisan.
Malam harinya, warga melihat lima buah kapal besar di horison laut, tepat di depan Desa Kampung Baru. Dekat Selat Sunda Laut. Kapal itu mengangkut pasukan penjajah.
Besoknya, tokoh agama yang disegani di Pagatan, HM Nurung, turun membawa senjata. Lalu ia bergabung dengan pejuang-pejuang lainnya.
Di antaranya Pua Tenga, Ambo Muhayyang, Anang Panangah, Daeng Massiring, La Dalang, Wa Condeng, La Semmang, La Beddu dan lainnya.
Pagi buta, mereka berjaga di pesisir Kampung Baru. Bersembunyi di semak-semak. Siap menghujami penjajah dengan serangan.
Strateginya satu: membiarkan penjajah itu masuk ke jalan sempit. Lalu menyerangnya.