BANJARBARU, Poros Kalimantan – Tahun 2024, Banjarbaru berusia 25 tahun. Terbilang muda dibanding Banjarmasin; 498 tahun. Kendati begitu, kota berjulukan Kota Idaman tersebut maju lumayan pesat.
Sejarahnya menarik diulas. Sebelum itu, perlu tahu, luas Banjarbaru 3.71,38 km². Kota ini terbagi 5 kecamatan dan 20 kelurahan.
Bagaimana sejarahnya? Sejarawan Universitas Islam Negeri (UIN) Mursalin, menuturkannya.
Banjarbaru berdiri tahun 1951. Ketika itu, telah mencuat isu pindahnya ibu kota Kalimantan. Wacana itu muncul dari Murdjani, gubernur kala itu.
“Pindah dari Banjarmasin ke Gunung Apam, nama daerah sekitar kantor Kegubernuran saat ini,” ungkapnya, Sabtu (20/4/2024).
Perpindahan ini menemui berbagai hambatan. Dari daerah rawa-rawa, penyakit malaria, air pasang, hingga mahalnya biaya pembangunan.
Kata Mursalin, ini mengingatkannya dengan perpindahan pusat Kerajaan Banjar dari Kuin ke Sungai Mesa hingga Kayu Tangi di Martapura.
“Saat itu, ada pertikaian di Banjarmasin dengan Belanda. Ini jadi salah satu alasan Kerajaan Banjar pindah,” ujarnya.
Lanjut ke isu pindahnya ibukota Kalsel. Gubernur Murdjani bermandat ke arsitek asal Belanda, Van Der Pijl. Yakni Bandjar Baru agar menggantikan Bandjar Lama di Banjarmasin.
Mati Segan, Hidup Tak Mau
Lantas infrastruktur disiapkan. Salah satu yang dibangun pertama kali yaitu kantor gubernur. Kantor tersebut rampung dikerjakan pada tahun 1959.
“Kota yang dirancang Van der Pijl berkonsep Garden City. Atau kota yang dikelilingi taman,” beber Mursalin.
Secara status administratif, kota ini lambat mendapat status Kota Madya. Apalagi ibu kota.