“Kenapa disarankan usia muda, karena anak-anak jarang ereksi. Memang kalau ereksi, jahitan bisa lepas dan pendarahan. Bahkan, sekarang ini sejak balita juga sudah mulai dilakukan sunat,” bebernya.
Kepada pria dewasa yang belum Sirkumsisi, akan menimbulkan Infeksi saluran kemih sering terjadi. Juga mencegah penularan penyakit kelamin menular hingga kanker serviks kepada pasangannya.
Sisi positifnya disirkumsisi, lanjut Prof Andi, bisa memperkuat daya seks, alias menghindari peltu (ejakulasi dini).
“Disfungsi seks bagi pria bersunat lebih rendah. Artinya, yang tidak bersunat justru risiko lebih besar menghadapi disfungsi seks (impoten). Ada beberapa metode sunat seperti metode konvensional, namun penyembuhan agak lama memang, sehingga perlu perawatan yang seksama, tuturnya.
Kemudian metode laser cukup aman, namun kalau tidak hati-hati bisa terjadi luka bakar. Terus metode klem tidak berjahit, namun klem mahal dan terbatas diameter pengamannya.
“Kalau bersunat sudah dewasa memang harus puasa ereksi, yakni tidak berhubungan badan selama 4 bulan. Bagi saya sunat dewasa dianjurkan memakai metode konvensional dan bisa juga laser, namun hati-hati agar tidak luka bakar pada ujung penis. sebelum tidur kosongkan kandung kemih, atau tidak banyak minum,” pesannya.
Narasumber misterius pun dihadirkan juga, sebut saja Mawar. Dirinya mengaku secara terang-terangan bahwa pria yang belum disunat lebih berbau dan sulit dibersihkan.
“Hal itu membuat saya tidak nyaman dan berhubungan pun menjadi lebih sulit orgasmenya,” ucapnya.
Alhasil, Mawar yang beragama non muslim pun pada akhirnya menyarankan pasangannya untuk bersunat, ini bertujuan biar lebih sehat dan nyaman berhubungan.
Di samping itu, artis Youtuber asal Japan yakni Genki mengaku sudah disunat saat dewasa. Padahal di negara asalnya tersebut, jarang sekali ada pria yang bersunat.
“Namun saya ingin lebih sehat. Setelah disunat ternyata saya lebih nyaman. Bentuknya lebih keren. Di Jepang banyak pria tidak bersunat sehingga banyak pula kena penyakit kelamin,” ungkap Genky. []
Penulis: Ari Sukma Setiawan
Redaktur: Ananda Perdana Anwar