PELAIHARI, Poros Kalimantan – Organisasi IODI (Ikatan Olahraga Dance Spot Indonesia) baru dikenalkan pada masyarakat di Tanah Laut sejak tahun 2016 silam. Sifatnya pembinaan bakat menari anak muda dengan tujuan membentuk atlet.
Belakangan IODI menjadi cabang olahraga. Bahkan mulai digandrungi anak muda beragam kalangan.
Seperti Agus Saputra. Punya badan gempal, tak menghalangi ia menjadi atlet tari. Ia masih luwes saat menari. Usianya 27 tahun.
“Dance (menari, red) memang hobi sejak di bangku SMA,” ungkapnya kepada penulis.
Dari hobi tersebut, ia sering menjuarai perlombaan tingkat sekolah. Lulus sekolah, ia semakin telaten mendalami tarian.
Seperti adagium “sebuah pisau akan terus tajam jika sering diasah”, maka bagi Agus terus berlatih adalah bahan bakarnya dalam meraih keberhasilan. Jika bukan berlatih di rumah, ia akan latihan bersama di Sanggar Anggrek Harivi Pelaihari.
Selain atlet, ia juga Pegawai Tidak Tetap (PTT) di Dinas Perhubungan (Dishub) Tala. Bidang keselamatan dan prasarana.
Jadi tenaga PTT, tak membuatnya kewalahan dalam membagi waktu. “Jika tidak ada kegiatan di kantor, dan pimpinan juga kerap memberikan saran dan masukan,” sambungnya.
Soal prestasi, jangan ditanya. Pada 2017 lalu, ia memboyong sejumlah penghargaan di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) di Tabalong. Satu medali emas dilibasnya, serta empat medali lain dari perak dan perunggu.