BANJARMASIN, Poros Kalimantan – Akhir 2021 tadi, Densus 88 Mabes Polri menangkap tersangka terorisme di Kalsel. Kabar itu memunculkan pertanyaan; mungkinkah paham radikalisme berkembang di Bumi Antasari?
Teolog Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari, Humaidi coba memaparkan. Menurutnya, paham radikalisme ini bisa muncul di mana saja. Menyebar secara masif.
“Jaringan teroris ini sangat kuat. Mereka melakukan perekrutan bisa melalui media mana saja. Jadi kita sebagai masyarakat yang sadar hukum jangan sampai terkecoh dengan mereka,” ucapnya.
Kelompok radikal ini bisa dengan mudah menyusup dalam kehidupan sosial masyarakat. Mereka mengemas diri dengan berbagai kemasan.
Tak sedikit yang memelintir ideologi keagamaan. Untuk membenarkan tindakan buruk yang mereka sebut jihad.
“Memerangi orang yang tidak sepemikiran dengan golongan mereka, lalu matinya dianggap syahid dan masuk surga. Pemahaman ini jelas sama sekali tidak benar,” tegas Dosen Pendidikan Akhlak dan Sejarah Kebudayaan Islam itu.
Humaidi tegas, paham radikalisme bukan Islam. Mereka hanya kelompok radikal yang berpakaian muslim untuk kepentingan tertentu. “Islam mengajarkan kelembutan. Tidak ada kekerasan dalam islam,” katanya.