“Ya disini saya banyak sekali belajar Sasirangan, dan ini memang karya yang membanggakan bagi Banjarmasin. Perlu dilestarikan dan perlu diberikan nilai tambah untuk bisa menjadikan ini pariwisata,” ujarnya.
Raden memberi saran. Untuk memperkuat pariwisata, maka budaya lokal ini bisa dibungkus dengan storynomic.
“Inilah yang bisa membedakan. Unik bagi wisatawan, baik manca negara maupun lokal,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur LEPRID, Paulus Pangka SH mengungkapkan apresiasi. Ia mengaku ikut bangga dengan para pendidik, di mana memberikan edukasi untuk terus mewariskan budaya leluhurnya. Salah satunya, kain sasirangan.
“Selama ini saya memakai topinya ke mana saya pergi, ke Semarang saya memakai topi yang terbuat dari sasirangan kemudian kainnya juga. Lalu orang bertanya, apa kamu sudah lihat bagaimana prosesnya? Dan hari ini kita saksikan bersama bagaimana menjelujur ini,” tuturnya.
“Jadi ini adalah rekor baru dengan nama menjelujur kain Sasirangan dengan peserta terbanyak. Berdasarkan perhitungan kami, ada 1000 lebih,” tutupnya.
Reporter : Thania Ang
Editor : Musa Bastara