BANJARBARU, Poros Kalimantan – Tahun lalu, 31 Desember 2019, pemerintah Tiongkok berikan kabar mengenai gejala pneumonia (peradangan paru-paru) pada banyak kasus. Gejala tersebut menyerang masyarakat Wuhan, Provinsi Hubei. Penyebabnya masih misteri.
Diduga, asal muasalnya dari pasar Huanan Hubei. Tak ada indikasi penularan dari manusia ke manusia. Kemudian, para peneliti Tiongkok mendapati adanya virus baru penyebab gejala tersebut. Virus yang satu golongan dengan Coronavirus.
Coronavirus sendiri adalah virus yang menyerang hewan dan manusia. Gejala virus yang berasal dari Wuhan ini umumnya adalah demam dan sesak nafas. Mirip dengan gejala penyakit influenza. Sehingga masih sulit menentukan, apa sebenarnya penyebab utamanya.
Bermula dari satu tempat, virus ini kemudian terdeteksi di Jepang, Thailand, Taiwan, hingga Amerika Serikat hingga 22 Januari 2020.
Pada tanggal itu pula, akhirnya Pemerintah Tiongkok menutup wilayah Wuhan dengan 11 juta penduduknya. Saat itu, sudah ada 570 kasus Coronavirus Wuhan yang tersebar dengan 17 kematian yang tercatat.
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO pada 30 Januari mengumumkan darurat pandemi. Kemudian dunia mengenal yang namanya virus 2019-nCov. Dalam satu bulan, ada 7818 kasus global.
Kemudian, penyakit yang diakibatkan virus ini diberi nama Covid-19. Pandemi menghantam setiap bagian dan lapisan manusia. Masyarakat dunia berbagi duka yang sama. Virus ini kemudian dikenal lagi dengan nama SARS-CoV-2.
Hingga Bulan Maret, hampir semua benua dunia terdapat kasus Covid-19.
Di Indonesia, kasus pertama tercatat dan diumumkan pemerintah pada tanggal 2 Maret. Selang hanya satu bulan, 34 provinsi di Indonesia semuanya memiliki kasus positif Covid-19. Perjalanan antar daerah dibatasi. Tempat karantina kian bertambah jumlahnya. Bersaing dengan jumlah kesembuhan yang selalu diumumkan Gugus Tugas tiap sorenya.