“Oleh karena itu BRI mencoba membangun sebuah desain pembiayaan, dari mulai yang paling rentan dengan bantuan uang. Kebetulan kami sering menyalurkan program-program pemerintah, seperti penyaluran bantuan cash sampai dengan yang komersial kita bangun,” lanjutnya.
Selain itu akunya, tahap lainnya adalah kebutuhan channel yang makin beragam yang diakomodasi oleh BRI ke dalam berbagai kategori usaha. Seperti Rumah BUMN, Inkubasi Universitas, desa brilian, link umkm, juga PNM mekaar. Diiringi dengan kapabilitas IT yang mengintegrasikan seluruh layanan dan kapabilitas kolaborasi.
Capai Inklusi Keuangan Berkualitas
Satu hal paling krusial dalam peningkatan kapabilitas pemberdayaan itu adalah inklusi keuangan yang berkualitas demi mencapai kemakmuran. Terhitung sampai awal 2023 ini, BRI telah berkontribusi sebanyak 65,4 persen (107,5 juta nasabah) dari 85,10 persen inklusi keuangan Indonesia berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Target pemerintah untuk 2024 mendatang, inklusi keuangan Indonesia mencapai 90 persen, dan BRI menargetkan berkontribusi hingga 70 persen. Dari sini, BRI memandang target prestasi pada 2025 untuk menjadi Champion of Financial Inclusion.
“Inklusi adalah kemakmuran, maka kami diberikan penugasan oleh pemerintah untuk mengakselerasi inklusi keuangan. Visi kami sangat jelas, sampai kapanpun akan ke UMKM dengan porsi terbesar UMKM, khususnya di mikro dan ultra mikro,” pungkasnya.
Editor : Zepi Al Ayubi