BARABAI, Poros Kalimantan – Pasca Banjir dua bulan kemarin yang banyak menghanyutkan jembatan termasuk jembatan Desa baru, Waki, yang mehubungkan Besa Batu Tunggal, Kecamatan Hantakan.
Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban) turut andil dalam pemulihan pascabanjir di wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).
Salah satunya adalah dengan membangun jembatan penyebrangan sementara.
Direktur Poliban, Joni Riyadi mengatakan, beberapa hari yang lalu ia bersama rekannya dibantu ajaran Perkim dan IAI, yang telah survey ke wilayah HST yang terdampak banjir seperti Desa Hantakan, Alat, baru dan Batu Tunggal.
“Rencananya kami membantu Huntara ternyata kami lihat warga Desa Baru juga sangat membutuhkan jembatan penyebrangan,” ujarnya kepada Poros Kalimantan, Kamis, (11/3/2021).
Selain itu, pihaknya juga turut serta membantu peralatan pertanian dan perkebunan, seperti menyediakan alat pertanian, parang, cangkul dan pisau sadap.
Kepala Dinas Perkim Kabupaten HST, H Muhammad Fajarudin menambahkan, untuk pembangunan beberapa jembatan yang rusak akibat banjir memang telah dialokasikan dan diusulkan perbaikan secara permanen oleh Pemkab HST.
Namun diterangkannya, prosesnya akan membutuhkan waktu yang lama. Jadi diperlukan jembatan sementara sebelum jembatan permanen dibangunkan.
“Kami dari pemerintah daerah mengucapkan terimakasih kepada Poliban yang telah membantu warga membangun jembatan sementara. Karena, jembatan tersebut sangat penting bagi warga untuk menunjang aktivitas sehari-hari dan pemenuhan kehidupan mereka,” ungkapnya.
Pembangunan jembatan sementara tersebut, menurutnya, bahannya hanya berupa kawat bronjong yang diisi batu dan disusun serta untuk jembatannya berupa bambu.
“Mudah-mudahan beberapa bulan ke depan tidak ada lagi debit air yang tinggi, sehingga jembatan sementara ini tidak larut lagi,” ujarnya.
Kasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Desa Baru, Toto Martoni menuturkan, Ia bersama warga melakukan gotong-royong pembuatan jembatan darurat atau sementara sebelum jembatan permanen dibangunkan oleh pemerintah.
“Jembatan yang kami bangun ini sangat penting, karena merupakan akses untuk bekerja dan sebagai penunjang aktivitas ekonomi masyarakat,” katanya.
Menurutnya, kurang lebih 90 persen warga Desa Baru melewati jembatan tersebut dalam bekerja baik itu bertani maupun berkebun.
“Jembatan itu juga penghubung dua Desa antara Desa Baru dengan Desa Batu Tunggal. Kalau melewati jalan lain maka jauh memutarnya. Jadi, jembatan itu sangat penting bagi warga,” katanya.
Ditambahkannya lagi, setelah banjir dan jembatan rusak, memang beberapa kali pihaknya membuat jembatan sementara namun selalu hanyut dibawa air.
“Sudah dua kali jembatan sementara yang kami buat larut karena debit air masih tinggi dan bronjongnya rendah. Ini bronjongnya tiga tingkat dan sudah cukup tinggi. Jadi mudah-mudahan tidak larut lagi,” pungkasnya. []
Penulis: Devi Erliani
Redaktur: Ananda Perdana Anwar