BANJARBARU, Poros Kalimantan – Sebelumnya, harga tanaman buah dan hortikultura anjlok di Kalsel. Menanggapi masalah tersebut, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalsel turun tangan, andil agar dapat mengontrol harga di tingkat petani dan aksi lainnya. Tak sempat seminggu, harga sudah mulai stabil.
Bakeri salah seorang anggota dari Serikat Petani Indonesia Kalsel asal dari Desa Baruh Jaya, Hulu Sungai Selatan mengaku, kini harga semangka sudah di angka Rp. 2000 perkilo.
Pada minggu lalu, ia bahkan ikut menyuarakan keterpurukannya di depan Kantor Gubernur Kalsel.
“Mayoritas warga desa memang adalah petani semangka. Jadi tentu berdampak bagi ekonomi kami,” ungkapnya.
Satu suara dengan Bakeri, Imis petani berasal dari Desa Hapalah, Banua Lawas, Kabupaten Tabalong, justru sudah tidak bisa bercocok tanam lagi bertahun-tahun.
Sebabnya adalah sungai sumber pengairan di desanya telah tersumbat. Padahal tahunan, sungai yang di sana disebut Hapalah.
Sungai ini adalah sumber penting pertanian di sana.
“Di sisi Timur sungai masih bisa beberapa ditanami. Namun di seberangnya sudah tak bisa. Kering,” jelasnya.
Aliran airnya kini dangkan bahkan terhenti. Sebagai petani, air adalah hal penting yang harus didapatkan oleh Imis.
Diharapkannya normalisasi sungai dapat segera dilakukan. Sungai yang mengalir sejauh 2 KM di sisi desa yang luasnya ratusan hektare kini awam digarap untuk bertani.