Diakuinya, solusi pembiayaan rumah murah dan accessible merupakan tantangan banyak pihak dalam menyediakan sarana tempat tinggal, yang mampu menjawab berbagai kebutuhan yang terjangkau bagi semua pihak.
Menambahkan, Direktur Kelembagaan dan BUMN BRI Agus Noorsanto menerangkan, hingga saat ini masih terjadi ketidakcocokan dan belum tepatnya sasaran antara supply dan demand di bidang perumahan. Sinergi antar lembaga merupakan salah satu second way out yang dapat memperkecil data yang ada.
“BRI juga bersama BP Tapera menjalin kerjasama dalam hal pengelolaan bank data, yang diharapkan mampu menjembatani informasi antara supply dari developer dan demand dari masyarakat pemohon FLPP,” beber Agus.
Kedepan jelasnya, dengan mulai terintegrasinya ekosistem di bidang pembiayaan perumahan (supply side melalui BP3, dan demand side melalui BP Tapera) yang digawangi oleh Kementerian PUPR, Kementerian Keuangan, dan Bappenas. Makan harga sarana perumahan akan terjangkau dengan kualitas yang memadai.
“BRI siap memberikan dukungan dalam hal layanan pendaftaran dan iuran BP Tapera dari sektor informal melalui network BRI termasuk Agen BRILink, BRI siap menghadirkan potensi peserta baru dari ekosistem mikro BRI sebesar 45 Juta masyarakat hasil dari sinergitas antara BRI, PNM, dan Pegadaian. BRI optimistis melalui forum diskusi ini akan melahirkan ekosistem pembiayaan perumahan yang dapat memfasilitasi seluruh lapisan masyarakat,” tutupnya.
Editor : Zepi Al Ayubi