BARABAI, Poros Kalimantan – Mahasiswa Hulu Sungai Tengah menggelar konsolidasi secara virtual menyoroti berbagai isu krusial yang terjadi di Hulu Sungai Tengah sejak 2017 hingga 2021, Selasa, (23/03/2021) malam.
Konsolidasi tersebut melibatkan unsur Ketua/Perwakilan organisasi mahasiswa yang di HST dan mahasiswa HST pada umumnya.
Mereka menyoroti berbagai isu krusial selama 4 tahun terakhir yang pernah terjadi di Bumi Murakata. Isu yang mereka soroti diantaranya adalah adanya ancaman eksploitasi tambang batu baru dengan terbitnya SK Menteri ESDM nomor 441.K/30/DJB/2017 tertanggal 4 Desember 2017 tentang Operasi Produksi PT MCM.
Kemudian mereka juga menyoroti kelangkaan dan mahalnya harga pupuk bersubsisdi pada musim bercocok tanam padi tahun 2020 dan pada pasca banjir 2021.
Selain itu, bencana banjir besar pada awal 2021 yang mengakibatkan ribuan jiwa harus mengungsi, infrastruktur pribadi dan publik terendam/rusak/hilang, ekonomi anjlok, dan terjadi traumatik, juga menjadi sorotan
Mahasiswa dari berbagai alamameter itu juga menyoroti bencana deforestasi atau berkurangnya tutupan lahan di wilayah Meratus.
“Bedasarkan informasi yang peroleh, ada penurunan tutupan lahan sebanyak 23 persen selama 3 tahun terakhir. Pada 2018, tutupan lahan masih diangka 61 persen. Pada 2020, tutupan lahan di HST hanya tersisa 38 persen saja. Bukaan lahan ini diduga akibat penebangan pohon secara liar atau illegal logging di wilayah Meratus,” ujar sumber Poros Kalimantan yang tidak mau disebutkan namanya, Rabu, (24/03/2021).