JAKARTA, Poros Kalimantan – Kehadiran Mitra Ultra Mikro (UMi) terbukti mampu memberdayakan pelaku usaha, sehingga dapat meningkatkan kapasitas melalui akses pembiayaan secara formal. Hal itu dibuktikan langsung oleh Ai Pidawati (41), ibu dua anak yang berjuang mengangkat ekonomi keluarga di Jakarta. Bahkan membantu pelaku usaha lain, agar terbebas dari jerat rentenir.
Ai adalah perantau asal Tasikmalaya, Jawa Barat. Dia memiliki usaha penjualan pulsa di sekitar Kelurahan Guntur, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan. Sejak 2015, Ai ternyata sudah menjadi agen laku pandai dari PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), yang dikenal dengan AgenBRILink.
Karena kegigihan dan kemampuannya menjaga amanah sebagai AgenBRILink, Ai pun sejak tahun lalu ditawari dan menjadi Agen UMi.
“Saya jadi AgenBRILink, dari 2015 lalu. Waktu ditunjuk, ditawari oleh Kepala Unit BRI Guntur Tanah Abang. Karena banyak nasabah bertransaksi dan saya dinilai amanah, saya ditawari jadi Agen UMi tahun lalu,” ujarnya.
Melalui Mitra UMi, masyarakat dapat mengajukan fasilitas kredit untuk permodalan usaha berskala ultra mikro. Begitu pula dengan Ai, menggaet nasabah yang merupakan pelanggan warungnya, teman-teman terdekat, ibu-ibu orang tua teman anaknya di sekolah, hingga tetangga.
Diakuinya, untuk mensosialisasikan program Agen UMi, dia sering kali pasang status di aplikasi WhatsApp bahwa sekarang sebagai AgenBRILink, dirinya pun menyediakan layanan Mitra UMi.
“Dari sana, ibu-ibu banyak tanya-tanya apa sih Mitra UMi,” tuturnya.
Sebelum menjadi Mitra UMi, jika ada pelanggannya yang ingin mengajukan kredit ke BRI, Ai hanya berperan mereferal saja. Nantinya calon nasabah yang merupakan pelanggan AgenBRILink di kios Ai, akan dipertemukan dengan Mantri BRI.
Menurut Ai, saat itu banyak pelanggannya yang ingin mengakses produk Kredit Usaha Rakyat (KUR). Ai akan mereferalkan orang yang sudah dikenalnya. Hal itu menjadi proses seleksi bagi calon nasabah yang ingin mengakses kredit BRI melalui Ai.
“Kalau gak kenal kenal banget saya gak mau. Nah setelah jadi Mitra UMi dari mulut ke mulut, orang yang kenal saya. Kalau di kios saya bisa pinjam buat modal usaha. Tapi dengan catatan saya harus kenal juga. Saya yang survei, saya yang menaksir pantasnya dikasih berapa untuk tambahan modal. Jadi saya harus kenal. Banyak pengajuan tapi gak dikasih semuanya. Jadi alhamdulillah sampai saat ini nasabahnya banyak dan bagus-bagus,”tuturnya.