BANJARBARU, Poros Kalimantan – Hujan biasanya dinantikan bagi para petani. Namun jika terlalu lama dan berlebihan, maka justru akan berakibat banjir.
Seperti yang terjadi dibeberapa wilayah Kalimantan Selatan. Bagi petani, mengakibatkan bencana banjir yang melanda lahan-lahan pertanian. Juga bahkan membanjiri rumah-rumah tinggal petani terutama di Kabupaten Banjar dan Tanah Laut.
Dewan Pengurus Wilayah Serikat Petani Indonesia (SPI) Kalsel, menyoroti dampaknya secara langsung bagi petani banua. Dampak yang pasti adalah merugikan para petani terutama produk pangan seperti padi dan hortikultura.
Berdasarkan data laporan sementara lewat siaran pers dari SPI Kalsel, Rabu, (13/01/2021), sampai tanggal 12 Januari 2021 yang diterima dari anggota SPI Kalsel di 2 kabupaten tersebut, kerugiannya mulai dari Rp 4 juta sampai Rp 10 jutaan per petani akibat banjir.
“Angka tersebut belum termasuk kerugian di tempat penyimpanan benih padi dan produk hortikultura di rumah-rumah para petani yang juga terendam banjir.
Sehingga para petani harus gotong royong menyelamatkan benih padi ke tempat yang lebih tinggi atau aman dari banjir,” jelas Ketua Wilayah SPI Kalsel, Dwi Putra Kurniawan.
Ia melanjutkan, “Saya ambil contoh di desa yang kami tinjau kemaren yaitu Sungai Batang dan Desa Penggalaman Kecamatan Martapura Barat Kabupaten Banjar, benih padi para petani terpaksa segera dijual kepada para pengepul untuk menghindari kerugian yang lebih parah bagi para petani,” katanya.