Salah satunya akan berkoordinasi dengan Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU – HPT) Tambang Ulang, Kabupaten Tanah Laut, berdasarkan saran Dirjen Peternakan Kesehatan Hewan (PKH) terkait kebutuhan hewan ternak unggas.
“Kita pun telah mendapatkan bantuan hewan ternak bebek untuk kelompok peternak yang terdampak banjir dari Menteri Pertanian (Mentan) RI Syahrul Yasin Limpoe sebanyak 30.000 ekor bebek.
Meski begitu, mekanismenya terkait pengadaan, hibah, sumber dana dan lain sebaginya, masih belum kita ketahui. Yang jelas akan kita tindaklanjuti lagi ke tingkat provinsi,” tuturnya.
Di sisi lain, Dondit menyebutkan kerugian sebesar Rp 34 miliar lebih yang terjadi di sektor perkebunan, diakibatkan seluas 90 Hektar lebih Perkebunan Sawit Rakyat (PSR) dan 296 Hektar perkebunan kopi rusak akibat terendam banjir.
“Dari 1.300 lebih pohon sawit di Desa Karya Makmur dan Sumber Sari Kecamatan Cintapuri Darussalam hampir satu pekan terdampak banjir, tapi masih hidup, begitu pun perkebunan kopi di Desa Lok Tunggul dan Desa Baru,
Kecamatan Pengaron terendam banjir, serta sebanyak 2.100 kebunan karet yang tersebar di empat kecamatan, yakni Kecamatan Cintapuri Darussalam, Pengaron, Mataraman, dan Karang Intan terdampak banjir,” tambahnya.
Mengingat, jenis tanaman di sektor perkebunan merupakan jenis tanaman keras, dalam kurun waktu satu pekan terendam banjir tidak semuanya akan mati, atau hanya mengalami kerusakan dengan kategori ringan.
“Kita berharap program dari hasil olahan Disnakbun tidak bergejolak. Kita pun mendapat Signal baik dari Dirjen Perkebunan yang meminta kita untuk mengajukan proposal bantuan PSR secepatnya yang akan dimediasi Kementerian Keuangan (Kemeneku) melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kepala Sawit (BPDPKS) guna membantu pekebun kita yang terdampak bencana banjir untuk mendapatkan bantuan entah berupa pupuk atau bibit secara cuma-cuma,” pungkasnya.
Penulis: Ari Sukma Setiawan
Redaktur: Ananda Perdana Anwar