MARTAPURA, Poros Kalimantan – Banjir yang melanda Kabupaten Banjar berdampak pada seluruh sektor. Di antaranya peternakan dan perkebunan.
Bahkan kerugian diestimasikan oleh Dinas Peternakan dan Perkebunan (Disnakbun) hingga mencapai puluhan miliar rupiah lebih.
Hal ini disampaikan Kepala Disnakbun Banjar Dondit Bekti kepada Poros Kalimantan, Senin (15/2/2021).
Menurutnya, dari total kedua sektor mencapai mencapai Rp 39 miliar lebih, dari sektor peternakan Rp 5,7 miliar lebih dan kerugian terbesar di sektor perkebunan dengan nominal kerugian Rp 34 miliar lebih.
“Data ini berdasarkan hasil hitung cepat Disnakbun, mulai 26 Januari sampai 8 Februari 2021. Secara rinci sebanyak 31.266 ekor itik (bebek) mati hingga akibat terbawa arus banjir. Lebih daei 63.000 ekor lebi ayam buras (ayam kampung), 16 ekor kerbau, 14 ekor kambing, 4.100 ekor burung puyuh, 206 ekor ayam ras dan untuk hewan ternak sapi hanya berjumlah 3 ekor terdampak banjir,” bebernya.
Dari populasi awal sekitar 35.000 ekor lebih hewan ternak bebek yang berada di beberapa kecamatan, yakni Kecamatan Tatah Makmur, Sungai Tabuk, Martapura Barat, Martapura Timur, Mataraman dan Kecamatan Astmabul, sebanyak 31.266 ekor mati dan hilang terbawa arus banjir.
“Kalau kita hitung kisaran harga bebek per ekornya Rp 40 ribu, berarti estimasi kerugian sekitar Rp2,032 miliar. Begitu pun untuk kerugian ayam buras yang harga per ekornya berkisar Rp 40.000 ke atas diestimasikan sebesar Rp3,1 Miliar lebih,” rincinya.
Kendati masih berupa data sementara, namun dipastikan Dondit, perubahan update data biasanya tidak telalu jauh dan hampir mendekati seperti yang dilaporkan timnya di lapangan.
“Meskipun diestimasikan kerugian hewan ternak bebek mencapai miliaran rupiah, namun sejauh ini masih belum terjadi gejolak harga, kecuali untuk ayam buras kemungkinan bisa terjadi gejolak harga. Tapi sampai ini masih normal,” terangnya.
Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, lanjut Dondit, pihaknya akan kembali berkoordinasi dengan beberapa instansi terkait.