ANGKAT BICARA – Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinsos Banjar , Nur Safiullah memberikan keterangan kepada Poros Kalimantan angkat bicara. |
MARTAPURA, Poros Kalimantan – Usai beredar kabar terkait tiga pemuda jemaah Guru Sekumpul asal pulau Jawa, yang terlantar dan tak bisa pulang ke kampung halamannya.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Banjar, Drs H Ahmadi MAP melalui Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial, Nur Saifullah angkat bicara, Kamis (30/4) pagi tadi.
Ia mengatakan, setiap orang yang terlantar di Kabupaten Banjar, yang bertanggungjawab mengantar ke Dinsos Banjar adalah aparat desa.
“Kalau yang terlantar berasal dari luar provinsi, tentu kami akan berkoordinasi dengan Dinsos Provinsi untuk kepulangannya,” ungkapnya kepada Poros Kalimantan.
Diterangkannya, seharusnya kepala desa atau aparat desa yang datang ke Dinsos Banjar. Untuk melaporkan dan berkonsultasi dalam penanganan masalah ini.
“Kami belum bisa memberikan bantuan kepada ketiga pemuda tersebut. Dikarenakan belum ada laporan secara administrasi dari aparat desa,” bebernya.
Diakuinya, memang Dinsos Banjar merupakan tanggung jawab akhir dalam masalah ini. Tapi menurutnya, saat ini belum ada laporan.
“Bahkan kepala desa di Desa Keramat Baru pun belum menghubungi kami. Jadi bagaimana kami bisa mengeluarkan bantuan logistik ataupun semacamnya,” terangnya.
Dia menambahkan, terkait masalah keperluan sehari-hari ketiga pemuda ini, Dinsos Banjar mengajak aparat desa untuk sama-sama memberikan bantuan.
“Karena sedikit banyaknya mereka merupakan tanggung jawab desa. Saat ini Dinsos juga tak mungkin bisa memulangkan mereka, karena saat ini masih kondisi Virus Corona (Covid-19). Terlebih sekarang diberlakukan social distancing dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dibeberapa wilayah,” ungkapnya.
Perlu diketahui, sebelumnya diberitakan, bahwa ada tiga jemaah Haul Abah Guru Sekumpul yang terlantar dan tak bisa pulang ke kampung halaman mereka, kadanya pandemi Covid-19 ini.
Ketiga jemaah ini adalah Ibnu dari Provinsi Banten, Aldi dari Kabupaten Bogor Jawa Barat dan Aras dari Provinsi Jakarta. Ketiganya merupakan teman satu Pondok Pesantren di Darul Mustafa, Bogor.
Ketiga jemaah tersebut menginap di Masjid Syiarus Solihin, namun diminta pindah oleh Satpol PP. Akhirnya pada awal ramadan berpindah ke makam Datuk Bagul di Desa Keramat Baru, Kecamatan Martapura Timur.(ari/zai)