JAKARTA, Poros Kalimantan – Menteri BUMN, Erick Thohir memberi sinyal akan memanfaatkan aplikasi Peduli Lindungi untuk penyaluran atau pembelian BBM Subsidi jenis Pertalite dan Solar subsidi.
Alasannya, data yang dihimpun aplikasi ini sudah sangat mumpuni.
Dengan data yang sudah digunakan di berbagai aktivitas, Peduli Lindungi diharapkan bisa jadi sarana untuk penyaluran BBM subsidi. Ini menyambung opsi metode penyaluran BBM Subsidi agar tepat sasaran.
“Bagaimana kita coba mengkonsolidasikan data subsidi tepat sasaran, sebenarnya kita sudah mendahului dengan Peduli Lindungi, yang awalnya kemarin juga tersendat, tapi Alhamdulillah sekarang pemerintah mengakui,” kata dia dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI, Rabu, (24/8/2022).
Peduli Lindungi menurutnya merupakan inisiasi dari Telkom dan Kementerian BUMN. Kemudian, akhirnya digunakan dalam berbagai aktivitas sebagai syarat dan pendataan kegiatan masyarakat.
“Sekarang menjadi dasar bagaimana ini bisa dilakukan konsolidasi satu data, tinggal tentu dilebarkan apakah bisa menjadi aplikasi (dengan skala) nasional,” paparnya.
Hal tersebut secara tidak langsung menjawab pertanyaan mengenai acuan data untuk penyaluran BBM Subsidi. Erick turut membandingkan dengan negara lain yang menerapkan teknologi serupa.
“Kalau kita lihat, kita bandingkan dengan negara maju kan yang namanya social security number itu bisa dilakukan, kalau kita mau semua,” ungkapnya.
“kalau ini bisa tepat sasaran, saya setuju bagaimana jangan sampai subsidi ini salah sasaran kepada orang yang mampu tapi yang membutuhkan,” pungkas Erick Thohir.
Sinyal Harga BBM Subsidi Naik
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir juga memberi sinyal adanya kenaikan harga BBM Subsidi baik Pertalite maupun Solar. Namun, dia belum bisa memastikan dengan jelas besaran kenaikan yang akan dilakukan.
Ini sebagai respons mengenai turunnya anggaram subsidi dari Rp502 triliun di 2022 menjadi sekitar Rp336,7 triliun untuk 2023 mendatang. Wacana kenaikan BBM Subsidi juga turut menghampiri seiring beban uang negara yang semakin berat imbas kenaikan harga minyak dunia.