“Jangan karena banyak yang belum paham kemudian dilarang. Di era demokrasi pintu harus dibuka selebar-lebarnya, untuk siapa saja yang mau ikut masuk,” tambah Budiman.
Menurut Tedy Tri Tjahyono (dari Bukit Algoritma), sekarang ini masih di era 4.0, belum masuk 5.0. Kalau sudah masuk, orang sedang melamun, atau sedang berpikir, isi pikirannya bisa di-download. Tak terbayang seperti apa teknologinya.
Sepakat dengan Budiman, Ketua Umum SMSI Firdaus mengatakan. Pihaknya telah mengajak seluruh anggotanya yang berjumlah 1.700 pemilik perusahaan media siber untuk beradaptasi dengan teknologi terbaru, metaverse dan pola bisnisnya.
Bahkan SMSI juga membentuk jaringan di kalangan remaja di seluruh Indonesia dengan nama Millennial Cyber Media. “Semua ini berjalan seiring dengan teknologi digital terbaru,” kata Firdaus.
Sementara itu, Ervik Ari Susanto berharap pemerintah membantu menyediakan jaringan infrastruktur pendukung internet di seluruh Indonesia. Ini penting untuk pemerataan pemanfaatan digital. Terutama pengembangan ekonomi di seluruh Tanah Air.
“Tujuannya ya membawa kemajuan luhur bangsa Indonesia, untuk kesejahteraan bangsa ini,” tutur Budiman.
Reporter: Sofyan
Pemred/Editor: Fahriadi Nur