Sementara itu, Hariantoni Regional Manager PT Nufarm Indonesia Eastern Kalimantan juga mengapresiasi kehadiran mitra Nufarm yakni dari Kementerian Pertanian, Dinas Pertanian, BPTPH, penyuluh dan juga retail utama serta tokoh-tokoh petani andalan di Kabupaten Banjar. Menurutnya pertemuan ini penting dilakukan, agar petani-petani yang ada bisa saling berbagi, terutama dalam pengendalian Tungro ini.
“Solusi yang ditawarkan Nufarm bekerja sama dengan BPTPH Provinsi Kalsel yaitu memberikan hasil yang signifikan dalam mengatasi Tungro dan tanaman padi bisa terselamatkan dengan tetap panen. Dengan tanaman padi pasca serangan Tungro masih bisa panen, maka ketahanan pangan tetap terjaga,” ujarnya.
Diakui Toni (sapaan akrabnya, red), pertemuan ini rutin digelar setiap bulan. Pihaknya biasanya mengundang petani-petani andalan. Di tahun ini Nufarm juga bekerja sama dengan kementerian dan juga BPTPH terkait serangan Tungro ini.
“Bersama pemerintah daerah, Nufarm, perusahaan perlindungan tanaman terbesar di Kalimantan berkomitmen untuk berkontribusi terhadap pembangunan pertanian di Kalsel,” pungkasnya didampingi Agung Suryo Nugroho selaku Teritory Manager PT Nufarm Indonesia Eastern Kalimantan.
Setidaknya ada dua produk yang ditawarkan PT Nufarm Indonesia dalam pengedalian virus Tungro dan hama wereng hijau, yaitu Lugen 100 EC dan Gibgro 10sp. Dua produk ini sangat efektif dan murah dalam pengendalian. Pencampuran Lugen 100 EC dan Gibgro 10sp memiliki dampak positif terhadap pengendalian virus Tungro yang saat ini sangat mewabah di lahan padi. (abi)