3. Pemimpin Harus Punya Kepercayaan Publik
Lanjutnya, kepercayaan publik menurut dia merupakan faktor penentu bagi seorang pemimpin bisa mengambil keputusan yang sulit dan keputusan tak populer. Hal itu disampaikan Jokowi karena tantangan Indonesia ke depannya tidak mudah.
“Menurut saya, pemimpin itu harus punya public trust karena kepercayaan adalah salah 1 faktor penentu,” ujar Jokowi.
4. Bonus Demografi dan Penguatan Kapasitas SDM
Jokowi mengungkapkan bahwa bangsa ini perlu memanfaatkan potensi dari puncak bonus demografi pada 2030, agar bisa meraih Indonesia Emas 2045. Maka dari itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi kunci.
“[Pada 2045] 68 persen adalah penduduk usia produktif. Di sinilah kunci peningkatan produktivitas nasional kita,” bebernya.
Salah satu capaian yang sejalan dengan target Indonesia Emas 2045, menurut Jokowi adalah, penurunan angka stunting menjadi 21,6 persen pada 2022.
Juga, naiknya Indeks Pembangunan Manusia menjadi 72,9 pada 2022, juga naiknya Indeks Pemberdayaan Gender menjadi 76,5 pada 2022.
5. Presiden Bukan Penentu Kandidat Capres dan Cawapres
Saat membuka pidatonya, Jokowi menyinggung soal sejumlah politisi yang menyebut sosok Pak Lurah. Konteksnya, politisi dan partai politik mengaku belum memiliki kandidat capres dan cawapres, karena belum mendapatkan arahan dari Pak Lurah.
Jokowi lantas mengakui bahwa sosok Pak Lurah itu merujuk pada dirinya. Namun, Jokowi juga menegaskan bahwa Pak Lurah atau dirinya bukan penentu capres dan cawapres.
“Yang menentukan capres dan cawapres adalah partai politik dan koalisi partai politik. Jadi, saya ingin menyatakan, itu bukan wewenang saya, itu bukan wewenang Pak Lurah,” ujar Jokowi.
Editor : Musa Bastara