BANJARBARU, Poros Kalimantan – Ada pro dan kontra soal pembangunan Tugu 0 Km di Banjarbaru. Ikon baru ini dinilai terburu-buru. Lantas bagaimana jawaban Pemko?
Sebelum ke situ, lebih eloknya kita menengok bagaimana rancangan bangunannya.
Tugu 0 Km Banjarbaru dibangun di atas lahan seluas 300 meter persegi. Rencananya konsep bangunan bakal menggambarkan perjalanan Banjarbaru dari sejak mula hingga kini.
Perjalanan itu nanti bisa dilihat dari ornamennya yang berukiran tanaman bangkal. Dari sana, diambil salah satu filosofi Banjarbaru mengenai kemajemukan.
Konsep ornamen ini sudah melalui uji publik dan beberapa mekanisme. Serta melibatkan masyarakat, tokoh sejarah, sejarawan dan SKPD lain.
Untuk pembangunan ini, anggaran yang digelontorkan sebesar Rp1,7 miliar dari APBD. Lama pengerjaan 180 hari. Terdengar ambisius, bukan?
Lalu sampai mana pengerjaannya? Kabid Cipta Karya Dinas PUPR Banjarbaru, Nina Aphrodita menyebut, saat ini prosesnya sudah masuk pembangunan pondasi.
“Yang mana pengerjaan pondasi ini berfokus pada struktur bawah bangunan,” katanya, Selasa (18/7/2023).
Menurutnya, Tugu 0 Km Banjarbaru ini punya posisi strategis. Lantaran garis tegak lurusnya bertepatan dengan balai kota.
“Lingkaran di Tugu 0 Km ini berada di posisi 90 derajat dengan balai kota Banjarbaru,” jelasnya.
Adapun beberapa perubahan yang disesuaikan, ujarnya, masih menunggu koordinasi dengan SKPD terkait.
Lalu bagaimana dengan pangkalan ojek setempat? Nina memastikan pangkalan itu tak digusur. Malah rencananya bakal direvitalisasi kembali.
Selain itu, akan disediakan pula tempat khusus bagi sektor usaha mikro kecil menengah. Intinya, pembangunan ini bukan tak ada manfaat.
Soal worth it atau tidak, silakan dinilai masing-masing. Pasalnya, mau diprotes atau tidak, pembangunannya sudah terlanjur jalan. Terlebih patut diingat, Banjarbaru kini ibukota, Bos. Mejeng sesekali, tak ada salahnya, kan?
Reporter : Putri Nadya Oktariana
Editor: Musa Bastara