MARTAPURA, Poros Kalimantan – Obat herbal Tolak Angin diciptakan di Yogyakarta tahun 1935. Pertama kali diracik Ibu Rachmat Sulistyo untuk ramuan keluarga.
Beberapa tahun kemudian, Tolak Angin dijual dalam bentuk jamu godogan. Seiring waktu, ternyata banyak diminati masyarakat.
Perang pada tahun 1949 di Yogyakarta, membuat keluarga Ibu Rachmat Sulistyo harus pindah ke Semarang. Kendati hal itu tak membuat produksi Tolak Angin terhenti.
Pada tahun 1951, dibukalah pabrik pertama Sido Muncul di Semarang. Sido Muncul artinya “impian yang terwujud”. Pada pabrik ini, Tolak Angin mulai diproduksi dalam bentuk serbuk secara massal.
Seiring perkembangan teknologi, pada tahun 1992 produk Tolak Angin mulai diproduksi dalam bentuk cair. Sebagaimana yang kita kenal sekarang.
Tahun 2002, Sido Muncul bekerja sama dengan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma melakukan Uji terhadap Tolak Angin.