BANJARBARU, Poros Kalimantan – Manusia adalah penghasil sampah ulung di dunia. Di Indonesia sendiri, berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI tahun 2020, sampah tahunan mencapai lebih dari 35 juta ton. Sampah rumah tangga memiliki andil yang besar yakni 32,4 persen.
Faktor paling umum adalah sampah rumah tangga tak tahu mau dikemanakan. Masalah inilah yang ternyata bagi Desi dan teman-temannya menjadi lebih kreatif. Bersama dengan komunitas Katuju Banar, sampah rumah tangga bisa menjadi produk bernilai ekonomis.
Saya bertemu komunitas ini secara tak sengaja atau ternyata memang kehendak langit. Mereka memamerkan produk unggulan komunitasnya di event Parade Pasar Purun, Kelurahan Palam, Banjarbaru tanggal 10 April 2021 lalu. Ketika itu ada sebuah wadah. Berisi maggot atau belatung kering yang menarik perhatian saya. Apa yang sedang dilakukan oleh belatung tersebut adalah proses pembusukan sampah. Dimana nantinya, sampah yang bersumber dari sayuran dan dedaunan itu bisa dimanfaatkan lebih. Jadi pupuk salah satunya.
Kemudian Ferri salah satu anggota, temannya Desi, menunjukkan pula olahan minuman alami. Pertama, ada yang berbahan dasar sereh. Katanya cocok untuk meningkatkan aroma bersahabat di tubuh. Ada pula minuman berwarna biru kehitaman. Kali ini berasal dari Bunga Telang yang dikeringkan.
“Semuanya berbahan dasar alami, back to nature,” jelas Ferri.
Setelah selesai menenggak segelas minuman herbal tersebut, yang saya yakin adalah minuman tersehat yang saya minum di hari itu, Desi kemudian melanjutkan promosi produk komunitasnya. Sembari memberikan sejarah singkat berdirinya Katuju Banar. Yang memang sangat singkat.
“Baru aja dibikin, karena ada acara ini. Bajunya (baju komunitas) juga baru bikin,” ucapnya sambil tertawa.