BANJARBARU, Poros Kalimantan – Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor selama bulan Ramadan, keliling mendatangi musala, langgar hingga masjid untuk ikut tadarus bersama.
“Suara-suara yang dikeluarkan dalam tadarus Alquran itu menimbulkan frekuensi yang membentuk energi positif. Bahkan sangat bermanfaat bagi kesehatan dan memunculkan kebahagiaan,” ujarnya.
Lantas benarkah, seperti kata Paman Birin, membaca kitab suci (Alquran) bisa memberikan dampak baik bagi kesehatan seseorang?
Anggota Lembaga Kesehatan (LK) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), dr Abdul Aziz menyebut, apabila melafalkan tadarus Alquran dengan tartil, pelan, dengan makharijul huruf dan panjang-pendeknya (benar), maka itu sangat bermanfaat bagi kesehatan.
“Suara seseorang saat membaca Alquran itu akan membuat seluruh sel di dalam tubuh berstimulan untuk beraktivasi dengan baik,” ujarnya.
Selaras dengan penelitian dr Masaru Emoto asal Jepang. Dia bilang ucapan, pikiran, doa, kata-kata, dan tulisan yang baik akan direspons oleh air.
Tak itu saja, tadarus Al-Qur’an berperan positif membentuk faali (gerak) psikologis di dalam tubuh seseorang menjadi nyaman dan tenang.
Kemudian ketenangan itu menimbulkan hormon endorfin, setara dengan hormon morfin di dalam tubuh. Sehingga membaca Alquran bisa mengurangi depresi maupun kesedihan.
Lebih dari itu, dr Al-Qadhi bilang, sekadar mendengar orang membaca Alquran juga bisa menciptakan ketenangan jiwa dan menangkal berbagai macam penyakit.
Dari hasil uji cobanya ia berkesimpulan, bacaan Al-Qur’an berpengaruh besar hingga 97 persen dalam melahirkan ketenangan jiwa dan penyembuhan penyakit.
Editor : Musa Bastara