Walaupun hubungan yang lebih besar antara virus dan konfirmasi kasus, telah ditemukan di gereja-gereja lain.
“Kami juga prihatin, akan pengumpulan informasi pribadi dari 300 ribu anggota domestik and internasional oleh pemerintah. Hal ini mungkin adalah pelanggaran perjanjian internasional, terlebih dalam International Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR), yang disahkan Korea Selatan di tahun 1990,” jelasnya.
Perlu diketahui, penuntutan mengawali investigasi kepada pemimpin-pemimpin Shincheonji. Termasuk pendirinya Lee Man Hee untuk dugaan peranannya dalam penyebaran COVID-19.
Tiga petugas Shincheonji ditahan pada tanggal 8 Juli atas tuduhan menjadi penyebab dalam awal dari penyebaran besar, dengan (menyerahkan) daftar anggota yang tidak akurat.
“Pemerintah mengabaikan permintaan untuk merubah kata ‘sekte’ dalam laporan resmi ketika merujuk kepada gereja Shincheonji. Pemerintah lokal mendukung para penduduk untuk melaporkan fasilitas dan jemaat Shincheonji kepada pemerintah. Hal ini menyebabkan stigma bahwa anggota harus diperlakukan sebagai criminal,” kata petugas Shincheonji di webinar.
Sebuah pernyataan yang baru dikeluarkan oleh keluarga dari yang meninggal dan korban atas COVID-19. Menuliskan bahwa ribuan kerusakan dan kematian dari orang Korea menunjukkan kegagalan respon awal untuk mencegah virus oleh pemerintah.
Sebagai tambahan, Menteri Kehakiman Choo Mi-ae mengizinkan pasien COVID-19 dari China untuk masuk ke Korea. Menyebabkan penyebaran luas virus di seluruh negara, yang menyebabkan kematian dari orang-orang Korea.
Pernyataan itu juga mengatakan, bahwa ia mencoba menghindari tanggung jawabnya atas kerusakan dengan memberi perintah langsung ke kejaksaan, untuk penyergapan dan penahanan atas Gereja Shincheonji.
Sebuah stasiun televisi tenama Korea Selatan, MBC melaporkan bahwa penyelidikan yang terjadi baru-baru ini di Daegu, pusat dari penyebaran besar COVID-19 di Korea Selatan menambahkan tekanan kepada kegagalan respon awal untuk mencegah virus dari pemerintah.
Laporan itu, mengutip analisis dari rumah sakit universitas lokal, yang menyatakan bahwa setidaknya 180 ribu dari total populasi 2,4 juta orang di kota Daegu terinfeksi COVID-19. Hal ini 27 kali lipat dari 6,800 kasus terkonfirmasi yang resmi.
Banyak dari kasus yang terkonfirmasi, lebih dari 5.000 adalah anggota Gereja Shincheonji karena informasi pribadi mereka dikumpulkan oleh pemerintah. sementara sisanya 180 ribu kemungkinan infeksi tidak terinvestigasi.(tim)