JAKARTA, Poros Kalimantan – Konsisten meningkatkan penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) di Tanah Air, Bank Rakyat Indonesia (BRI) berhasil meraih peringkat bergengsi dari Asean Corporate Governance Scored Card (ACGS) untuk perusahaan. Tercatat dengan memuncaki Top 3 Public Limited Company (PLCs) di Indonesia. Selain itu, BRI juga meraih penghargaan di kategori ASEAN Asset Class PLCs.
Terkait hal tersebut Direktur Utama BRI, Sunarso mengungkapkan, pencapaian tersebut merupakan bentuk dari komitmen untuk terus meningkatkan kualitas penerapan GCG. Hal ini juga tak terlepas dari peran dan kontribusi Insan BRILian atau pekerja BRI.
Menurutnya, sebagai BUMN dan juga perusahaan publik yang memiliki multilevel stakeholder, BRI perlu memperkuat GCG untuk mewujudkan perusahaan yang transparan dan akuntabel.
“Dalam hal ini BRI senantiasa berusaha meningkatkan kualitas governance. Implementasi yang telah kami lakukan, antara lain memastikan pemenuhan hak dan perlakuan yang adil bagi seluruh pemegang saham,” jelasnya.
Sunarso mengakui, BRI pun menciptakan struktur board management yang akuntabel, melalui penyusunan Key Performance Indicator (KPI) yang selaras dengan kepentingan seluruh stakeholders. Kemudian penguatan kualitas rapat dan komite di tataran top management agar lebih efektif dan terarah.
“Kami juga melakukan penambahan beberapa komite di jajaran direksi. Seperti komite produk dan terbaru membentuk komite Environmental, Social, and Governance (ESG),” terangnya.
Hasilnya tercermin pada Laporan Keuangan hingga kuartal III-2022 yang menunjukan kinerja positif. Tercatat total aset BRI Group telah mencapai Rp1.684,6 triliun dengan kredit yang mencapai Rp1.111,5 triliun. Dari total portofolio kredit tersebut, sekitar 84,2% disalurkan ke segmen UMKM yang memang menjadi concern dan merupakan bisnis inti perseroan.
Torehan kinerja ini terangnya, merupakan upaya dari realisasi visi BRI menjadi The Most Valuable Banking Group in South East Asia and Champion of Financial Inclusion pada 2025 mendatang. Oleh sebab itu, lanjutnya, maka target penyaluran kredit kepada UMKM oleh BRI minimal 85 persen dari total portofolio pada 2024.
Berkat penerapan GCG yang kuat pula menurutnya masyarakat mempercayakan penyimpanan dananya di BRI yang mencapai Rp1.139,8 triliun. Dari total dana pihak ketiga tersebut, 65,4 persen bahkan merupakan dana murah atau Current Account Saving Account (CASA).
“BRI pun mampu mengelola Risk Management yang baik dengan NPL terjaga 3,09 persen dan cadangan yang cukup memadai mencapai 278,8 persen. Sehingga pada periode tersebut BRI membukukan laba Rp39,3 triliun,” bebernya.