Titin Rosmasari menyampaikan harapannya agar kasus ini ditindaklanjuti dan diusut tuntas.
“Ini bukan pertama kali terjadi, bahkan dalam surat yang kami ajukan, kami sebutkan beberapa (dari kasus itu) kami laporkan. Sayangnya tidak tuntas, tidak tahu hasilnya seperti apa. Padahal kejadiannya mengakibatkan selain secara psikologi ke kru kami menimbulkan trauma. Bahkan pada Mei dan Oktober 2020 lalu, hand phone atau alat kerja dihilangkan. Jadi kami tentu ingin kasus yang ini benar-benar diusut dan dituntaskan,” paparnya.
Senada, Abdul Aziz juga berharap, agar kasus yang menimpa jurnalis CNN Indonesia dan detikcom tidak terulang.
“Alhamdulillah hari ini beliau (Kadiv Humas) dengan komitmen yang luar biasa bahwa apa yang harus dilakukan kepada teman-teman yang korban ini seperti apa atas kejadian tadi malam, beliau mengatakan akan dilaksanakan penindakan tegas dan saya kira kepada Pak Dedi, bahwa tiga orang yang melakukan tindakan yang tidak perlu itu akan ditindak dan diberitahu kepada kami, kira-kira apa tindakannya dan seperti apa,” ujar Aziz.
Sementara itu, Dedi mengatakan para polisi yang melakukan intimidasi pun telah diamankan. Dedi memastikan mereka akan diproses secara tegas oleh internal Korps Bhayangkara.
Sebelumnya, dua jurnalis dari CNNIndonesia dan 20Detik mendapatkan intimidasi saat meliput di sekitar rumah Sambo pada Kamis sore.
Saat sedang wawancara petugas kebersihan, mereka didatangi tiga orang berbadan tegap, berambut cepak, dengan pakaian hitam.
Ponsel yang digunakan kedua jurnalis untuk merekam diambil paksa. Mereka menghapus semua video dan foto hasil rekaman peliputan di area Kompleks Polri. Bahkan, tas jurnalis pun digeledah paksa.
Kedua jurnalis sempat menolak dan mempertanyakan alasan ponselnya direbut paksa. Namun, tiga orang tersebut tidak menjawab dan enggan menyebutkan identitasnya. Selain itu, dua jurnalis juga dilarang melakukan peliputan terlalu jauh dari kediaman Irjen Ferdy Sambo. []
Sumber: cnnindonesia/detik/bbs
Editor: Ananda Perdana Anwar