Jusmaramdhana menerangkan, DPMPTSP akan melakukan evaluasi berkaitan investasi termaksud. “Kami akan mengumpulkan beberapa data dan turun ke lapangan sebagai bahan evaluasi pertumbuhan investasi di Samarinda,” ujarnya.
Berbeda tanggapannya dengan legislatif. Ketua Komisi II DPRD Kota Samarinda Fuad Fakhruddin merasa penutupan Hypermart ini tidak berpengaruh bagi investasi di Samarinda.
Tersebab, masih banyak gerai franchise yang masih buka di pusat perbelanjaan lainnya. Menurutnya, permasalahan investasi muncul apabila ada perpindahan investasi dari kota satu ke kota lain.
“Saya rasa wajar pengusaha memilih tutup dari pada buka tapi tidak ada pengunjung, jika dari sisi penghitungan bisnis tidak masuk, berbeda dengan Indomaret, Alfamart.”
“Kecuali menarik keseluruhan investasi, maka itu akan menjadi masalah,” ujar politisi Gerindra ini. Perlu Penyegaran Konsep Menurut pengamat ekonomi dari Universitas Mulawarman Samarinda Aji Sofyan Effendi, Plaza Mulia sudah tak lagi menarik dari segi ekonomi bisnis.
Lantas, manajemen Hypermart pasti akan mengambil alternatif-alternatif baru dalam rangka kontinyuitas usaha. Aji Sofyan meyakini manajemen Hypermart pasti melihat potensi keuntungan yang didapatkan.
Eksistensi PM yang semakin merosot tajam pun, Aji merasa ada potensi tenant-tenant lainnya pun akan mengikuti jejak Hypermart. Karena, dengan brand yang besar hengkang mempengaruhi keramaian mal.
Ia menyarankan manajemen mal memberikan konsep baru atau penyegaran tersendiri agar Plaza Mulia mampu kembali jaya. “Harus ada konsep baru di Plaza Mulia itu. Terpenting itu bagaimana menyelamatkan malnya,” pungkasnya. []
Sumber: nomorsatukaltim/bbs
Editor: Ananda Perdana Anwar